Jumat 28 Dec 2012 16:47 WIB

Laba Perusahaan Negara tak Capai Target

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Fernan Rahadi
Kantor Kementerian BUMN
Kantor Kementerian BUMN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumumkan kinerja 141 perusahaan negara yang selama 2012. Meski terjadi peningkatan laba, ternyata hingga akhir tahun laba BUMN diprediksi tak akan mencapai target.

Dari paparan yang disampaikan kementerian Jumat (28/12), laba bersih teratribusi  memang tumbuh signifikan hingga 10,69 dibanding 2011 lalu. Namun sayangnya seluruh perusahaan negara hanya mampu mencapai laba hingga Rp 128,006 triliun, padahal dalam rancangan kerja anggaran perusahaan (RKAP) laba dipatok di level Rp 137,874 triliun.

Menurut Sekretaris Kementerian BUMN Wahyu Hidayat, pencapaian laba ini tak terlepas persoalan menurunya pendapatan sektor pertambangan dan komoditi. Harga batu bara dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang turun menjadi penyebab.

"Persoalan laba PLN juga memiliki kontribusi," katanya pada wartawan. Meski dalam RAKP PLN mematok laba tinggi hingga Rp 12,499 triliun, selisih kurs dan perhitungan akutansi membuat laba anjlok hingga Rp 2,903 triliun.

Tak adanya langkah efisiensi dari kementerian juga menjadi penyebab lainnya. Dalam bisnis, biasanya perseroan akan memperkecil  biaya operasional guna menggenjot laba.

Namun Kementerian BUMN mengaku hal ini tak diterapkan lembaga tersebut pada BUMN. "Efisiensi tidak ada, kita hanya keluarkan aturan yang sifatnya himbauan saja," jelasnya.

Dari total laba bersih sebesar Rp 128 triliun, terdapat 125 BUMN yang untung. Keuntungan terbesar disumbang BUMN perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan laba hingga Rp 43,829 triliun.

Sumbangan laba terbesar kedua berasal dari perusahaan negara nonperbankan yang terdaftar di BEI dengan laba mencapai Rp 33,032 triliun. Setelahnya, ada pula Pertamina dengan laba mencapai Rp 23,946 triliun.

Terdapat 16 BUMN yang diperkirakan rugi di tahun ini. Delapan BUMN sudah memastikan rugi melalui laporan resmi ke Kementerian BUMN.

Perusahaan itu antara lain Inhutani II, Semen Kupang, PAL Indonesia, INKA, Dok dan Perkapalan Surabaya, Kertas Leces, Merpati, dan Pengerukan Indonesia. Total kerugian seluruh BUMN rugi mencapai Rp 1,4 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement