REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) optimistis masih terbuka lebar kesempatan partai Islam bangkit lagi dan mendapatkan kepercayaan masyarakat. PPP mengklaim itu terbukti dari kualitas partai dan kadernya yang semakin meningkat.
"Bisa dibilang tahun ini banyak pembaharuan, peningkatan kualitas kader. Kontibusi di parlemen meningkat dan kami tidak terjerat korupsi," kata Ketua Fraksi PPP, Hazrul Azwar, saat dihubungi Republika, Ahad (23/12).
Meski beberapa petarung politiknya sedang didera masalah, PPP, kata Hazrul, enggan memanfaatkan kelemahan partai lain. Karena pada prinsipnya, partai berlambang Kabah itu ingin mengedepankan cara berpolitik yang beretika dan santun.
"Kesempatan mungkin iya, tapi kami tetap mengedepankan etika. Tidak memanfaatkan kelemahan lawan, melainkan perbaiki diri sendiri dulu, nanti publik bisa menilai," ungkapnya.
PPP, imbuhnya, dalam menghadapi stabilitas politik luar biasa dinamis sekarang ini mencoba meningkatkan elektabilitas lewat pembuktian integritas kepada pemilih. Ketika partai dan faksi lain didera isu korupsi, PPP, ujarnya, bisa bertahan partai Islam yang mengedepankan ideologi amar maruf nahi mungkar.
"Tidak perlu manfaatkan kondisi partai lain, publik toh bisa nilai sendiri apakah suatu partai layak dipilih atau tidak," ujar Hazrul.
Saat ini, menurutnya PPP mengutamakan peningkatan kualitas kader-kader partai, mulai dari DPP hingga kader akar rumput. Mereka juga meningkatkan peran kader pada fungsi legislatif, melalui pengusulan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat.
Senada dengan PPP, PKS juga lebih mengedepankan citra partai yang bebas dari korupsi alih-alih memanfaatkan persoalan yang dihadapi partai lain.
"Saya tidak setuju kalau partai Islam harus memanfaatkan kondisi partai sekuler yg sedang berkonflik. Kami ingin bertanding dengan cara yang fair," ungkap dia. "Apa sih enaknya menang kalau lawannya sakit. Kami ingin menang dengan cara yang fair," jelas Hidayat.