REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analisis filogenetik dan hasil pengujian isolat virus flu burung (H5N1) oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Jawa Tengah (Jateng), menunjukkan virus yang menyerang ribuan itik belakangan ini bukanlah hasil mutasi.
"Kriteria virusnya paling dekat dengan virus yang menyerang unggas di Vietnam dan Hongkong," kata Direktur Kesehatan Hewan, Pujiatmoko, Kamis, (20/12).
Kementerian Pertanian (Kementan) menemukan satu galur virus H5N1 yang sebelumnya tidak ditemukan di Indonesia. Pengujian juga dilakukan dengan membandingkan dengan virus yang sempat mewabah di Tegal, Bantul, Sleman, Sukoharjo, dan Wonogiri.
Kementan masih terus menyelidiki hubungan kekerabatan genetik (filogenetik) isolat-isolat H5N1 clade 2.3.2.1 yang telah diidentifikasikan di negara lain di Asia.
Pujiatmoko mengatakan, virus kemungkinan menyebar dibawa burung-burung liar lewat jalur migrasi. Virus juga mungkin terbawa pada unggas yang sempat berada di luar negri, lalu kembali lagi dan menulari itik lainnya. Wakil Forum Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Maskur mengatakan, tercatat sebanyak 8.260 itik mati akibat virus ini.