Kamis 20 Dec 2012 14:06 WIB

Bangsa Maya Ternyata tak Percaya Kiamat, Nah Lho... (Bag-4)

Makam ratu suku maya
Makam ratu suku maya

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Teguh Setiawan/Wartawan Senior Republika

Menghilangkan keraguan

Internet memang telah mengubah segalanya. Carl Johan Calleman, arkeolog asal Swedia, mengatakan, ketika kali pertama mengawali penelitian Monumen Six pada 1993, ia sama sekali tidak mengetahui adanya inskripsi kuno Maya yang menggambarkan apa yang terjadi pada 2012.

Ia juga tidak pernah mendengar informasi dari peneliti sebelumnya bahwa bangsa Maya meramalkan kiamat.

“Yang saya ketahui adalah berbagai uraian ten tang awal Long Count, perhitungan panjang kalender Maya di dalam prasasti Palenque,” ujarnya.

Calleman mengatakan ia mengabaikan kiamat pada 21 Desember 2012 seperti ia tidak peduli Yesus lahir pada 25 Desember. Sebagai sosok yang dibesarkan di lingkungan tradisi keilmuwan berbeda, Calleman lebih suka menyusun teorinya sendiri tentang Maya.

“Saya lebih suka mengembangkan teori sembilan level dan sembilan dunia bawah dalam kepercayaan bangsa Maya,” ujarnya.

Ia juga menyesalkan betapa banyak orang menderita akibat kesalahan interpretasi kalender Maya. Namun, di sisi lain, segelintir orang menangguk keuntungan luar biasa besar dari kekeliruan itu. Ia juga kecewa dengan tidak adanya pakar yang berupaya meluruskan kesalahan itu.

Calleman juga mengatakan akhir kalender bangsa Maya sebenarnya bukan 21 Desember, melainkan 28 Oktober 2011. Yang menjadi pertanyaan serius adalah mengapa tanggal 21 Desember 2012 yang terpublikasi.

“Saya yakin kiamat pada 21 Desember 2012 adalah hasil kesepakatan politis di antara para pakar,” ujarnya. “Bukankah kelahiran Yesus pada 25 Desember juga hasil kompromi politik sejumlah gereja2?”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement