REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- RSUD Majalaya Kabupaten Bandung mengembangkan teknologi Short Message Service Gateway (SMS Gateway) untuk mempercepat pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
"Ini salah satu cara untuk mencegah terjadinya kematian ibu dan bayi saat melahirkan dan merupakan terobosan layanan selain intervensi peningkatan kualitas pelayanan klinik dan penguatan tata kelola,”ulas Direktur RSUD Majalaya, Kusmawan Darja, Rabu (19/12).
Program SMS Gateway ini terdiri dari tiga varian. Yaitu, Si Jari Emas, Sigapku, dan SIPP. Ketiganya diberikan USAID melalui program EMAS (expanding maternal and Newborn Survival). Program ini terafiliasi dengan John Hopkins University, Save The Children RTI, Lembaga Kesehatan Yayasan Budi Kemuliaan, dan jejaring Muhammadiyah di enam provinsi.
Kusmawan menjelaskan, SMS Sijari dikembangkan untuk tenaga kesehatan khususnya para bidan yang ada di desa, puskesmas atau rumah sakit. Seorang bidan desa bisa menggunakan SMS Sijari Emas jika di wilayah kerjanya menemukan kasus gawat darurat. SMS ditujukan ke rumah sakit atau puskesmas untuk memastikan kesiapan fasilitas yang dibutuhkan oleh pasien gawat darurat.
Khusus bagi masyarakat yang mempunyai keluhan mengenai pelayanan kesehatan bisa mengirimkan uneg-unegnya melalui SMS Sigapku (Sistem Informasi Gerbang Kesehatan publik). “Dari SMS itu, kami akan tahu tingkat kepuasan masyarakat yang menerima pelayanan kami,”tuturnya.
Sementara SMS SIPP (Sistem informasi Penguatan dan Pembelajaran) dikembangkan untuk memberikan pengetahuan bagi tenaga kesehatan. Melalui SMS SIPP, para bidan akan menerima berbagai pertanyaan mengenai sejumlah kasus yang sering dihadapi para bidan lainnya.