REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Bengkulu akan menambah jumlah kerangkeng buaya di Desa Bintunan, Kecamatan Matiknau, Bengkulu Utara.
"Pemasangan kerangkeng buaya itu untuk memenuhi permintaan masyarakat setempat setelah melihat beberapa ekor buaya diri di Muara Sungai Bintunan beberapa pekan lalu," kata Kasi Wilayah I BKSDA Bengkulu Darwis Saragih, Sabtu.
Ia kemudian menampik jika pihaknya selama ini dianggap tidak tanggap terhadap laporan masyarakat akan ancaman binatang buas yang dilindungi tersebut. Semua kegiatan itu, lanjutnya, harus berdasarkan prosedur, kecuali penanganan cepat saat terjadi musibah misalnya ada korban yang diterkam harimau dan lain sebagainya.
Kalau hanya antisipasi ancaman binatang buas itu harus melalui mekanisme yang jelas karena menghadapi binatang buas yang liar.
"Kami juga sebelum memasang kerangkeng sudah turun ke lokasi memastikan lokasi yang akan dipasang kerangkeng tersebut, masalah berhasil atau tidak itu tidak bisa dipastikan," ujarnya.
Seorang warga Bintunan Arman belum lama ini melihat dengan kasat mata buaya berukuran besar tengah berjemur dimuara Sungai setempat. Warga merasa takut akan dimangsa buaya itu maka melapor ke camat dan Pemkab Bengkulu utara kemudian diteruskan ke BKSDA Bengkulu untuk mengantisipasi gangguan buaya tersebut.
"Kami setiap hari berkatifitas di sungai itu untuk mencari nafkah mengambil pasir, sejak melihat seekor buaya besar dikhawatirkan mengganggu aktifitas tersebut," ujarnya.