Selasa 27 Nov 2012 21:22 WIB

Sunda Kecil Pernah Jadi Primadona Maritim Dunia

Rep: Siwi Tri Puji/ Red: Hafidz Muftisany
Gugusan Sunda Kecil
Gugusan Sunda Kecil

REPUBLIKA.CO.ID, Hampir semua pelabuhan di Kepulauan Sunda Kecil populer di abad ke-19. Selain menjadi jalur perdagangan laut domestik, rute pelayaran internasional juga memilih wilayah ini, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis.

"Sunda kecil menjadi pusat pelabuhan tak hanya di wilayah Timur Indonesia, tapi di Nusantara," kata I Gde Parimartha, guru besar sejarah Fakultas Sastra Universitas Udayana, dalam dialog Arung Sejarah Bahari VII di Mataram, Selasa (27/11) malam.

Sunda Kecil adalah istilah untuk menyebut gugus pulau yang membentang dari Bali hingga Pulau Timor. Kawasan ini sejak abad ke-16 populer sebagai penyedia kayu cendana kualitas nomor satu, kopi, beras, dan penyedia budak.

Pelabuhan-pelabuhan seperti Ampenan, Bima, Sekotong, Pelabuhan Haji menjadi lokasi singgah dan bongkar muat kapal-kapal asing. "Kondisi lautnya yang dalam memungkinkan kapal-kapal besar singgah,"katanya.

Singgahnya kapan-kapal di wilayah ini ikut mengantarkan warga dari aneka etnis untuk mengais rezeki di Sunda Kecil. Hingga kini, kelompok-kelompk seperi Bugis, Jawa, Cina, Arab, Buton, bahkan Melayu masih banyak dijumpai di kawasan ini.

"Mereka hidup dalam harmoni, walau beda suku dan agama," katanya di depan 45 peserta Ajari VII yang terdiri mahasiswa pilihan dari seluruh provinsi di Indonesia.

Masa surut pelabuhan Sunda Kecil berbarengan dengan makin kuatnya cengkeraman Belanda. Masyarakat lokal terpinggirkan, dan pelabuhan dikuasai kongsi-kongsi Belanda. "Saat itu perlawanan mulai muncul," tambahnya.

Arung Sejarah Bahari adalah acara tahunan Direktorat. Sejarah dan Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ajari kali ini mengambil tema "Menjelajahi Peradaban Maritim di Sunda Kecil, Menatap Masa Depan".

Menurut Direktur Sejarah dan Nilai Budaya Kemendikbud, Endjat Djaenuderajat, acara ini diselenggarakan untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada keindonesiaan Indonesia yang tak dibangun dengan mudah.

"Tak banyak generasi muda saat ini yang mengetahui bahwa di masa lalu dunia kemaritiman kita pernah berjaya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement