REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya, Kombes Pol Muhammad Chairul Noor Alamsyah, mengatakan aksi unjuk rasa yang terjadi dua hari ini berlangsung aman, tertib, dan kondusif. Chairul juga mengapresiasi aksi dari puluhan ribu massa unjuk rasa tersebut berjalan tertib tanpa ada keributan dan kericuhan.
"Aksi buruh ini tertib, mereka menyampaikan pendapatnya tanpa ricuh dan ribut. Ini patut ditiru dan diapresiasi. Menyampaikan aspirasi dan pendapat itu boleh, diatur undang-undang tapi tidak boleh anarkis," ujar Chairul, Jumat (23/11).
Chairul menjelaskan sebelum pukul 18.00 WIB massa yang berunjuk rasa di DPR sudah bubar dengan tertib meskipun diakuinya terjadi kemacetan di sekitar gedung DPR karena imbas dari bubarnya pendemo dan hujan.
Dalam dua hari terakhir bertutut-turut buruh turun ke jalan menyampaikan aspirasi dan tuntutan mereka. Rabu (21/11) lalu, ribuan buruh yang tergabung dalam Front Nasional Tolak BPJS dan SJSN menggelar aksi di Bundaran HI dan di depan istana negara.
Di hari berikutnya, Kamis (22/11) sekitar 20 ribu buruh kembali turun ke jalan. Aksi ini merupakan gabungan dari belasan serikat pekerja seperti SPN, SPSI, SRMI, PPMI yang tergabung dalam tiga serikat besar yakni KSPI, KSPSI dan KSBSI dalam satu payung besar yaksi MPBI.
Dalam aksinya, massa buruh menuntut hapus outsourcing, menolak upah murah, adanya jaminan kesehatan di tahun 2014, adanya jaminan pensiun di tahun 2015 dan menolak RUU Kamnas.
Selama dua hari tersebut, sebanyak 19.577 personel gabungan dari TNI dan Polri disiagakan untuk mengamankan aksi unjuk rasa buruh yang dipusatkan dibeberapa titik, seperti Bunderan HI, Istana Negara dan DPR RI.
Sebanyak 19.577 personel tersebut terdiri dari 4.316 anggota Polda Metro, 6868 anggota di jajaran Polres Polda Metro, 4241 anggota dari BKO Mabes Polri, 3.610 dari BKO TNI, dan dari Pemda ada sekitar 550 personel.