REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA--Pohon sagu (Metroxylon Sagu) yang memiliki beberapa jenis dan tersebar di sejumlah kampung di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, terancam punah, karena pembangunan dan pelebaran jalan, kata beberapa warga setempat.
"Sagu yang ada di sejumlah kampung di Sentani bisa punah karena perluasan pembangunan dan pelebaran jalan," kata Diego Ibo, warga Kampung Netar, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu.
Menurut dia, sejak adanya perluasan pembangunan rumah toko, pemukiman dan sejumlah gedung lainya serta pelebaran jalan Sentani-Abepura, hutan sagu yang ada di sejumlah kampung terkena imbasnya.
Seperti dikampung Netar, kampung Harapan dan Asei Kecil, hampir tiap tahunnya terus ditebang ataupun digusur oleh warga dan pengusaha. "Karena pembangunan, hutan sagu di daerah kami terus berkurang," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Forum Kerjasama (Foker) LSM Papua, Lienche F Maloali, menyesalkan adanya penebangan dan penggusuran hutan sagu di sepanjang kampung Harapan hingga kampung Asei Kecil Sentani,Papua. "Kami menilai penebangan ataupun penggusuran hutan sagu itu tidak menerapkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)," katanya.
Ia berpendapat, dengan adanya pembangunan ataupun pelebaran jalan arah Sentani-Abepura dengan melakukan penimbunan material tanah ke sejumlah hutan sagu yang ada di beberapa kampung tersebut dalam kurun waktu dua - tiga tahun terakhir ini telah merusak berbagai ekosistem yang ada.
"Hutan sagu rusak dan pasti akan menuju kepunahan, pencarian ikan dipesisir danau Sentani makin berkurang karena adanya penimbunan material tanah akibat pelebaran jalan yang menggusur bukit/gunung, kemudian dibuang ke bibir Danau Sentani," katanya.
"Dan di pasal 3 ayat (2) disebutkan, pelaksanaan pengawasan, pemeliharaan dan pelestarian hutan sagu menjadi tanggung jawab semua warga masyarakat dan pemerintah kecamatan/distrik setempat. Pasal lainya juga menyebutkan, hutan sagu dapat dijadikan sebagai obyek wisata dan atau Obyek Penelitian," kata aktivis perempuan ini.