Selasa 13 Nov 2012 16:04 WIB

Jokowi Beri Waktu Tambahan untuk Kartu Jakarta Pintar

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Dewi Mardiani
Kartu Jakarta Sehat
Kartu Jakarta Sehat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah meluncurkan Kartu Jakarta Sehat (KJS) pada Sabtu lalu, rencananya Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo akan mengeluarkan Kartu Jakarta Pintar pada Sabtu pekan ini (17/11). Namun untuk mematangkan konsep KJP, Jokowi memberi waktu tambahan kepada Dinas Pendidikan DKI.

Jokowi menuturkan ia memberi batas waktu selama dua minggu dari tanggal yang telah ditetapkan untuk peluncuran perdana KJP. Namun ia menolak bahwa dirinya menunda-nunda waktu peluncuran KJP.

"Kartu Jakarta Pintar dua minggu lagi. Pokoknya kalau tidak tanggal 17 ya dua minggu lagi setelah konsepnya matang, masak belum ke kejar," ujarnya di Balaikota DKI, Selasa (13/11)

Kepala Dinas Pendidikan DKI, Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan pada prinsipnya pembagian KJP akan dilakukan sesuai jadwal semula yaitu 17 November 2012. Kartu yang diluncurkan Pemprov DKI bekerjasama dengan Bank DKI telah dicetak sebanyak 3008 kartu untuk peluncuran perdana nanti.

"Tapi kita masih nunggu kepastiannya dari protokol sekaligus dengan lokasi peluncuran tahap pertama,"katanya saat dihubungi wartawan.

Kartu yang didisain sama persis dengan ATM ini semula akan dilakukan pada 10 November 2012. Rencana itu diundur sepekan karena alasan kelengkapan data. Hingga akhir tahun rencana nya Disdik akan menyebar 12.226 kartu dengan anggaran Rp 37 miliar. Kemudian di tahun berikutnya akan disebar 150.000 kartu.

Setiap siswa yang mendapat KJP akan diberikan uang saku sebesar Rp 240.000 per bulannya. Uang tersebut  untuk menutup kebutuhan personal para siswa, seperti seragam sekolah, buku, ataupun biaya transportasi.

Iman, salah seorang warga Pademangan Timur, mengaku senang dengan adanya KJP ini. Ia mengaku akan mendaftar untuk medapatkan KJP nanti. Ayah dari dua orang anak ini berharap dengan adanya KJP dapat memperbaiki kondisi ekonominya.

"Saya merasa sangat terbantu dengan beberapa program Pak Jokowi yang seperti ini. Agak berat untuk saya menanggung biaya rumah tangga dan biaya sekolah secara bersamaan. Karena saya bekerja seorang diri ditambah rumah juga masih mengontrak,"ujarnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement