Ahad 11 Nov 2012 08:49 WIB

PKS: Pilkada DKI bukan Acuan Pemilu 2014

Rep: Amri Amrullah/ Red: Didi Purwadi
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq.
Foto: Republika /Agung Supriyanto
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Peroleh suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 tidak bisa dijadikan acuan untuk memprediksi suara PKS dalam Pemilu 2014 mendatang. Karena, pemilihan kepala daerah sangat berbeda dengan pemilihan umum.

“Kalau kepala daerah yang dipilih hanya beberapa kandidat saja, sementara dalam Pemilihan Umum jumlahnya mungkin lebih dari 10 partai,” tegas Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, ketika menjawab pertanyaan peserta diskusi antara pimpinan PKS dengan mahasiswa dan warga Indonesia di Sydney, Australia, Sabtu (10/11) sore waktu setempat.

Dalam Pemilu, lanjut dia, pilihan masyarakat jauh lebih beragam. Masyarakat memiliki pilihan yang lebih banyak dibanding pilihan dalam Pilkada.

Ini akan menyebabkan suara pemilih terdistribusi ke lebih banyak pilihan. Sehingga, peluang semua partai untuk mendapat distribusi suara sama.

“Jika pilihan masyarakat dalam Pilkada dianggap sama dengan pilihan dalam Pemilu, maka partai pemenang Pemilu tentu akan menyapu bersih Pilkada di seluruh Indonesia. Nyatanya kan tidak,” imbuh Luthfi. “Ini menunjukkan bahwa suara dalam Pilkada tidak relevan dengan suara Pemilu.'' 

Meskipun kandidat PKS kalah dan hanya mendapatkan sekitar 12 persen suara dalam Pilkada DKI Jakarta, tapi hasil survei paska Pilkada DKI menunjukkan suara PKS justru tinggi di DKI Jakarta. Suaranya melampaui suara partai-partai besar lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement