Ahad 28 Oct 2012 14:42 WIB

Polri: Anggota Hasmi Tergabung Jaringan Baru

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Dewi Mardiani
Terorisme (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Terorisme (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, di Jakarta, Ahad (28/10), mengatakan, sejumlah orang yang ditangkap di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jakarta, terkait aksi terorisme. Mereka tergabung dalam kelompok baru dan masih dalam pengembangan.

"Itu terus kita telusuri keterkaitannya. Jadi bukan hanya kelompok Solo dan Poso yang didalami. Tapi semua kelompok yang diperkirakan mempunyai pemikiran radikal," tuturnya.

Sejumlah orang itu berasal dari kelompok Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia (Hasmi). Belum diketahui asal muasal pendanaan kelompok HASMI tersebut. Polri masih melakukan penyelidikan. "Masih didalami," jelas Suhardi. Penangkapan dilakukan sejak Jumat (26/10) hingga hari ini.

Suhardi menyatakan kelompok ini mampu membuat bom berdasarkan otodidak. "Mereka belajar dari buku panduan," katanya. Polri menyita bom dari lokasi penangkapan di Madiun, Jatim, Solo, Jateng, serta bahan pembuatan bom, amunisi berbagai kaliber dan detonator di Leuwiliang, Bogor.

Penangkapan Abu Hanifah bermula dari ditangkapnya Agus Anto alias Torik dan Warso alias Kurniawan di Taman Amartha Residence, Madiun pada Jumat (26/10) malam.

Warga sekitar Palmerah, Kusmanto, menyatakan sebelum aksi penggerebekan terjadi, polisi sudah lama mencari informasi di lokasi penggerebekan. "Sudah ada orang yang saya curigai sebagai intel yang menanyakan rumah mereka," katanya.

Ia menuturkan, terduga teroris Narto, baru satu minggu tinggal di kontrakan yang saat dilakukan penggerebekan oleh polisi dalam keadaan kosong. Narto sebelumnya tinggal sekitar 200 meter dari kontrakan yang sekarang.

Menurutnya, terduga teroris lain, Herman, yang tertangkap di Jalan Palmerah Barat 2 nomor 24, RT 003 RW 09, Palmerah, sering berkunjung ke rumah Narto. Entah apa yang dibicarakan keduanya, namun menurutnya Herman datang membawa buku. "Herman kerap mendatangi rumah Narto sambil membawa ransel berisi buku," paparnya.

Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah yang dihuni terduga teroris Agus Anton Figian di Desa Sewulankulon, Madiun, Jawa Timur.

Di rumah sewaan Agus, polisi menemukan bahan peledak di antaranya detonator dan tabung gas berisi mesiu. "Di Perumahan Puri Amarta telah dilakukan dua kali peledakan 6 detonator serta 2 tabung LPG 3 kg berisi mesiu," tambah Adi. Satu tabung lainnya dikirim ke Mabes Polri untuk diteliti. Di rumah yang diduga memiliki bunker berisi peralatan membuat bom ini masih dipasangi garis polisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement