Rabu 24 Oct 2012 21:12 WIB

Pakar: Gangguan Jiwa Dianggap Penyakit tak Nyata

Seorang anak mengalami gangguan jiwa/ilustrasi
Foto: klikdokter.com
Seorang anak mengalami gangguan jiwa/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan jiwa di Indonesia seringkali dipandang sebagai sesuatu penyakit yang tidak nyata, sehingga jalannya panjang untuk membantu orang-orang yang terjangkit penyakit tersebut dengan perawatan dan memerangi stigma.

Anggota Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), Bagus Utomo, di Jakarta, Rabu (24/10), mengatakan bahwa untuk mengatasi gangguan penyakit jiwa, maka KPSI akan memberikan informasi tentang skizofrenia dan dukungan komunitas untuk para pasien dan keluarga mereka.

"Apalagi misi organisasi tersebut adalah untuk mendidik para pasien, perawat dan masyarakat mengenai penyakit tersebut dan untuk memerangi stigma yang ada secara aktif," katanya.

KPSI, menurut Bagus Utomo, akan memulai dari situs web kemudian menambah sebuah kelompok yang berdedikasi pada suatu mesin pencari yang populer dan saat ini paling sering berkomunikasi melalui halaman Facebook dengan lebih dari 5.500 pengguna melalui Twitter.

Melalui upaya ini, penderita skizofrenia terhubung kepada kelompok pendukung, lokakarya kesehatan jiwa dan kegiatan terapi, termasuk menggambar, olahraga dan nonton film. KPSI secara teratur menyelenggarakan kegiatan dan pertemuan untuk mereka yang terkena dampak skizofrenia di Jakarta, maupun di daerah perkotaan dan pedesaan di seluruh Indonesia, tuturnya.

Bagus Utomo mengatakan, KPSI juga bekerja sebagai penghubung antarkomunitas, lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah untuk meninngkatkan pengetahuan tentang perawatan yang tepat bagi skizofrenia dan bagaimana stigma kesehatan jiwa dapat berdampak buruk.

KPSI merupakan organisasi nirlaba yang diakui pemerintah yang membantu penderita penyakit skizofrenia maupun perawatan mereka, tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement