Ahad 21 Oct 2012 21:43 WIB

Indonesia Dinilai Berhasil Terapkan Pembiayaan Mikro

Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan mengapresiasi program Pojok Rakyat dan Bazaar rakyat
Foto: bmh
Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan mengapresiasi program Pojok Rakyat dan Bazaar rakyat

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Syarief Hasan menyatakan Indonesia dinilai berhasil menerapkan pembiayaan mikro melalui penyaluran kredit usaha rakyat sebagai upaya menurunkan pengangguran dan kemiskinan.

"Karenanya, kami ingin menyosialisasikan keberhasilan Indonesia dalam penerapan pembiayaan mikro melalui kredit usaha rakyat (KUR) kepada negara-negara lain," kata Syarief Hasan di Yogyakarta, Ahad (21/10) malam.

Ia mengatakan upaya tersebut dilakukan dengan menggelar konferensi internasional tentang pembiayaan mikro di Yogyakarta pada Senin (22/10). Konferensi tersebut diikuti 23 negara dengan sekitar 420 peserta.

Menteri berharap dalam pertemuan internasional yang baru pertama kali digelar tersebut, seluruh negara peserta bisa saling berbagi informasi, pengalaman, ide dan perngetahuan terbaru untuk mendorong inovasi di industri pembiayaan mikro.

"Pembiayaan mikro adalah salah satu pelengkap untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran dan meningkatkan penciptaan lapangan kerja," katanya.

Saat ini, pengangguran di Indonesia tercatat sekitar 6,3 persen dari jumlah penduduk, sedang kemiskinan berada pada kisaran 11,9 persen dari jumlah penduduk. Di dunia, masih ada 207 juta penduduk yang tidak memiliki pekerjaan dan 22 persen penduduk dunia hidup dalam kemiskinan.

"Melalui pembiayaan mikro, masyarakat atau usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) akan lebih mudah mengakses kebutuhan modal sehingga skala ekonomi mereka pun bisa meningkat. Dengan demikian, pengangguran dan kemiskinan pun akan menurun," katanya.

Di Indonesia, KUR mulai diluncurkan pada 5 November 2007 dan hingga 5 Oktober 2012 realisasi KUR sudah mencapai Rp87,97 triliun kepada lebih dari 7,161 debitur.

Pemerintah juga sudah meningkatkan nilai KUR mikro dari maksimal Rp5 juta menjadi maksimal Rp20 juta. Debitur hanya disyaratkan memenuhi agunan pokok berupa kelayakan usaha dan tidak ada agunan tambahan.

Jumlah bank yang melayani KUR di Indonesia terus bertambah yaitu dari enam bank pada 2009 menjadi 33 bank termasuk di antaranya 26 BPD.

"Suku bunga pun diturunkan yaitu dari 24 persen menjadi 22 persen per tahun atau kurang dari satu persen per bulan, sedang untuk KUR ritel juga turun dari 14 persen menjadi 13 persen dengan kredit macet kurang dari dua persen," katanya.

Ia mengatakan, pembiayaan mikro tersebut membutuhkan biaya tinggi sehingga masih ada sebagian pihak yang menganggap bahwa suku bunga yang diterapkan terlalu tinggi.

"Untuk penyaluran KUR, terkadang bank harus datangi nasabah sehingga biayanya pun besar. Harapannya, dengan teknologi yang semakin maju, biaya yang dikeluarkan bisa terus ditekan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement