Selasa 16 Oct 2012 23:22 WIB

PKS Kecam AS yang Berkeras Batalkan Bantuan ke UNESCO

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Suasana sidang UNESCO sesaat sebelum Palestina ditetapkan sebagai anggota penuh organisasi itu
Foto: Reuters
Suasana sidang UNESCO sesaat sebelum Palestina ditetapkan sebagai anggota penuh organisasi itu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Keputusan Amerika membatalkan bantuan ke UNESCO, PBB karena keanggotaan penuh Palestina dalam lembaga dunia itu mendapat kecaman. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) salah satu pihak yang paling mengecam, karena menganggap sikap seperti itu arogan.

Anggota Komsi I DPR RI dari Fraksi PKS, Almuzzammil Yusuf, meminta Pemerintah Indonesia dan Dunia Internasional untuk membantu krisis keuangan yang terjadi di Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Krisis terjadi karena Amerika Serikat telah  membatalkan bantuan dana rutinnya ke UNESCO  sebagai protes atas keputusan lembaga memberi keanggotaan penuh bagi Palestina pada Oktober 2011.

“Kami mengecam arogansi politik AS terhadap UNESCO yang menyebabkan lembaga ini krisis keuangan. Ini tentu berdampak pada program kerja mereka dalam menjaga perdamaian melalui pendidikan dan kebudayaan.” Kata politisi asal Lampung ini, di Jakarta, Selasa (15/10).

Menurut Muzzammil, sebagai langkah kongkrit membantu kemerdekaan Palestina maka Indonesia harus mengajak Dunia Internasional untuk membantu permasalahan yang dihadapi UNESCO. Tujuannya, agar lembaga ini tetap bisa menjalankan tugasnya mendukung perdamaian dan keamanan dunia dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya.

“Bantuan Internasional ini sangat penting agar UNESCO ke depan bisa mandiri. Tidak bergantung dari bantuan keuangan Amerika Serikat dan sekutunya Israel.” Ujarnya.

Keputusan UNESCO menerima Palestina sebagai anggota penuh organisasi ini, menurut Muzzammil sudah sangat tepat. “Selama ini Palestina diblokade oleh Israel. Akses pendidikan mereka dibatasi. Dengan menjadi anggota penuh UNESCO, Palestina akan sangat terbantu untuk meningkatkan kualitas hidup warganya,” jelas Koordinator Kaukus Parlemen untuk Palestina ini.

Muzzammil menegaskan bahwa Palestina, sebagai bagian warga negara dunia berhak untuk mendapatkan pelayanan dan manfaat dari proyek-proyek yang diselenggarakan oleh UNESCO, terutama di bidang pendidikan, riset, dan budaya.

Proyek UNESCO itu diantaranya program baca-tulis, pelatihan-guru, program ilmu internasional, proyek sejarah regional dan budaya, dan promosi keragaman budaya. "Termasuk juga kerja sama persetujuan internasional untuk mengamankan warisan budaya dan alam,” paparnya.

Jika AS masih bersikap arogan dan diskriminatif, Dunia Internasional kembali akan tidak simpati dengan AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement