REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi sebagian pihak politik dinasti merupakan pola tidak sehat dalam berdemokrasi. Namun, pandangan berbeda disampaikan Forum Keluarga Besar Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (FKB KAPPI) Angkatan 1966. Menurut Ketua Umum FKB KAPPI, Bambang Heryanto, politik dinasti keluarga dalam kepemimpinan pemerintahan tidak menyalahi aturan.
"Politik dinasti sepanjang proporsional dan tidak bertentangan dengan kehendak rakyat, itu sah-sah saja," kata Ketua Umum FKB KAPPI, Bambang Heryanto di Jakarta, Jumat (12/10).
Bambang menanggapi pernyataan Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam diskusi Forum Garuda Muda pada Selasa (9/10) bahwa di negara demokrasi tidak ada istilah dinasti politik karena semua individu memiliki kesempatan berkompetisi dengan kemampuannya masing-masing dan Agus tidak merasa bahwa sebagai anak pemimpin di negeri ini dapat dengan mudah pula menjadi pemimpin.
Bambang menyatakan di negara yang menjadi kiblat demokrasi saja muncul ayah dan anak menjadi presiden seperti George Herbert Walker Bush (1989-1993) dan George Walker Bush (2001-2009) atau John Adams (1797-1801) dan putranya John Quincy Adams (1825-1829). "Semua tidak menjadi masalah," katanya.
Begitu pula di India begitu juga, Perdana Menteri India turun temurun pernah dikuasai keluarga Gandhi. Ia menegaskan tokoh muda harus turut bergeliat untuk ambil bagian dalam kancah kompetisi Pemilihan Presiden 2014. Menurut dia, transisi kepemimpinan bangsa sudah saatnya dilakukan dan dimulai dari Pilpres 2014. Jika tidak, katanya, akan terjadi proses kemunduran dalam regenerasi.
"Banyak figur-figur berkualitas dari kalangan muda yang potensial dan memiliki pengalaman atau rekam jejak yang baik di masyarakat maupun pemerintahan. Jangan sampai potensi mereka terbonsai karena tidak ada peluang yang diberikan," katanya.
Bambang menyebut sejumlah nama politisi muda pantas menjadi calon Wakil Presiden mendatang seperti Puan Maharani (PDIP, anak mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono), Anies R Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Edhie Baskoro Yudhoyono (Partai Demokrat), Yenni Wahid (anak mantan Presiden Abdurrahman Wahid), Moh Jumhur Hidayat (Kepala BNP2TKI), dan Jeffrie Geovanie (Partai NasDem).
"Saatnya mereka diberi kesempatan untuk berkompetisi sesuai bidangnya masing-masing. Kehadiran kaum muda di percaturan politik nasional menjadi angin segar bagi masa indonesia yang gemilang," katanya.