REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Humas KAI Daop I, Mateta Rijalulhaq, menjelaskan keterlambatan perjalanan kereta pada Selasa (9/10) malam karena wesel yang tersambar petir.
"Kami sudah melindungi peralatan dengan penangkal petir. Namun, nyatanya, pelindung itu tidak kuat untuk menahan sambaran petir. Tapi kemarin pada pukul 18.50 WIB sudah selesai diperbaiki," Mateta mengatakan, Rabu (10/10).
Saat perbaikan wesel, keberangkatan kereta diatur secara manual. Hal itu yang kemudian membuat perjalanan kereta jadi terhambat.
Dikatakan Mateta, hingga saat ini, tanggung jawab dalam pemeliharaan infrastruktur dan persinyalan KRL masih berada dibawah pemerintah pusat. PT KAI, ungkapnya, hanya sebagai pihak yang merealisasikan di lapangan.
"Karena kami yang kenal betul kereta apinya, jadi kami yang rawat. Tapi tanggung jawabnya merupakan wewenang pemerintah pusat," jelas dia.
Perjalanan KRL menuju Bogor, Rabu (9/10) malam mengalami gangguan wesel antara Stasiun Cilebut dan Bojong Gede. Akibat gangguan itu, sejumlah perjalanan kereta terhambat.
Dari pantauan ROL di stasiun Depok Lama, setidaknya tiga rangkaian Commuter Line menumpuk, menunggu giliran untuk melanjutkan perjalanan menuju Bogor.
"Kami mohon maaf, kereta belum bisa dijalankan, menunggu antrean di Citayam ke Bojong Gede," demikian pengumuman yang diumumkan pihak Stasiun Depok Lama.
Dewi, salah seorang penumpang mengaku telah menunggu lebih dari 40 menit.
"Di Stasiun Depok Lama ini sudah menunggu sekitar 40-50 menit. Kereta baru bisa jalan sekitar pukul 23.15. Tapi masih ada dua rangkaian kereta di belakang," ujar Dewi.