REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan ekstrakurikuler dinilai paling efektif untuk menghilangkan budaya tawuran pelajar. Kegiatan ini perlu ditingkatkan agar pelajar memiliki kesibukan sehingga tidak ada waktu untuk tawuran.
Wakil Ketua Fraksi PKS, Almuzzammil Yusuf, menyatakan tawuran terjadi karena minimnya kegiatan dan fasilitas ekstrakurikuler di sekolah. “Jika tidak segera ditangani serius, tawuran membahayakan masa depan bangsa Indonesia.” Ujar mantan Pengurus OSIS SMAN 4 Jakarta Tahun 1982-1983 ini, Kamis (4/10).
Tawuran pelajar disebabkan minimnya kegiatan dan fasilitas ekstrakurikuler pelajar dalam bentuk olahraga berat seperti sepakbola, futsal, badminton, dan beladiri. “Salah satu solusinya adalah meningkatkan kegiatan dan fasilitas ekstrakurikuler terutama bagi pelajar pria, untuk menyalurkan energi lebih mereka.” katanya.
Khusus bagi Pemerintah DKI Jakarta, menurut Muzzammil, bukan hambatan untuk membangun fasilitas olahraga dengan lahan yang terbatas. “Pemprov DKI punya dana APBD yang besar untuk bangun fasilitas olahraga dengan pola gedung bertingkat di sekolah-sekolah.” Jelasnya.
Muzzammil menyarankan agar dihidupkan kembali pekan olahraga pelajar dan lomba-lomba antar pelajar lainnya.”Agar pelajar tidak jenuh dan stress dengan pelajaran sekolah.” Ujarnya.
Kerohanian Islam (Rohis) menurutnya menjadi salah satu kegiatan ekstra yang bisa mengurangi tawuran. Kegiatan ini menanamkan nilai-nilai spiritual yang membentuk mental dan akhlak siswa agar lebih memahami realita sosial. "Saya rasa Rohis cukup efektif untuk menjauhkan pelajar dari tawuran," paparnya.
Tawuran antar pelajar belakangan marak terjadi. Bahkan, aksi tawuran pelajar menelan korban jiwa, seperti tawuran antara SMAN 6 dan SMAN 70 di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.