REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jendral Untung Suharsono Rajab, Selasa (2/10), mengundang perwakilan siswa dan guru SMA/SMK Se-Jabodetabek untuk membangun komitmen bersama agar aksi tawuran tidak kembali terulang.
Menurut dia, aksi kenakalan remaja cukup membuat berbagai pihak khawatir. Sebab, dua peristiwa terakhir yang terjadi sepekan lalu telah membuat sebagian masyarakat terperangah karena menyebabkan dua siswa meninggal dua dalam selang waktu dua hari.
Diketahui, Alawy Yusianto Putra (15) siswa SMAN 6 meregang nyawa pada Senin (24/9) setelah dibacok Fitra Rahmadani, siswa SMAN 70. Dua hari berselang, seorang siswa SMA Yayasan Karya 66, Denny Januar juga tewas dengan cara yang serupa.
Melihat kenakalan remaja yang sudah termasuk tindak pidana, Kapolda mengundang Menteri Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Sekolah Menengah se-Jadetabek, Kasubdin Pendidikan Menengah se-Jadetabek, Tokoh agama Sukron Makmun Tokoh Masyarakat, Tokoh Pendidikan Arif Rahman Hakim.
Lebih lanjut, Kapolda juga mengundang budayawan M. Sobari, Komnas Perlindungan Anak Kak Seto, serta 75 Kepala Sekolah yang termasuk rawan tawuran dengan mengikut sertakan Komite Sekolah, Guru BP dan Ketua Osisi Se-Jadetabek. Pertemuan berlangsung di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta Pusat, dari pukul 19.00.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, tujuan digelarnya pertemuan tersebut, di antaranya, agar perkelahian pelajar tidak terulang lagi. Guru bersama komite murid sekolah diharapkan bekerjasama mengatasi proses belajar mengajar agar kondusif.
Kemudian, lanjut Rikwanto, orang tua murid juga ikut andil dan peduli terhadap pendidikan anak-anaknya khususnya masalah moral. Terakhir, menyadarkan para pelajar bahwa mereka adalah generasi calon pengganti para pemimpin yang sekarang.