Senin 01 Oct 2012 17:06 WIB

Waspadai Cacing Hati pada Hewan Kurban

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Hewan kurban (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Hewan kurban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO--Penyakit cacing hati, tetap menjadi masalah utama kesehatan ternak kurban pada Hari Raya Idul Adha 1433. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Banyumas, Sugiyanto, menyatakan untuk penyakit berbahaya seperti antrax, sejauh ini belum ditemukan menjangkiti ternak sapi yang ada di Kabupaten Banyumas.  ''Tapi untuk penyakit cacin hati, tetap harus diwaspadai,'' katanya, Senin (1/10).

Dia menyebutkan, penyakit cacing hati pada sapi ini sulit dipantau karena tidak bisa diketahui secara spesifik gejalanya. Adanya cacing hati, baru diketahui setelah hewan dipotong dan dilihat hatinya.

''Penyakit cacing hati, hanya bisa diketahui gejalanya secara umum berupa tubuh sapi yang kurus. Namun sapi kurus ini, 'kan penyebabnya bisa macam-macam. Bahkan bisa karena kekurangan pakan. Jadi untuk tahu pasti apakah sapi terjangkit cacing hati, ya hanya dengan dipotong kemudian dilihat hatinya,'' jelasnya.

Meski demikian dia menyebutkan, untuk sapi korban yang mengidap cacing hati, daging sapinya masih bisa dikonsumsi. Namun khusus bagian hatinya, sebaiknya jangan dikonsumsi atau dibagi-bagikan sebagai daging kurban. ''Sebaiknya dibuang saja. Jangan dibagi-bagikan,'' katanya.

Menuru dia , bagi hati sapi yang terserang cacing hati ini, biasanya ditandai dengan adanya lubang-lubang kecil tempat bersarangnya cacing. Biasanya dari luar kurang tampak, namun saat dipotong akan terlihat lubang-lubang dan cacing hidup biasanya masih ada di dalamnya.

Dia mengaku cacing hati dalam hati sapi ini bisa mati jika dipanaskan dalam suhu tinggi hingga 70 derajat celsius. Namun dia menyatakan, kalau pun akhir dikonsumsi, rasa hatinya sudah tidak enak dan kandungan nutrisinya sudah tidak ada.

''Bahkan pada sebagian orang, bisa menimbulkan rasa mual sampai muntah-muntah. Karena itu, sebaiknya hati yang sudah terserang cacing ini, dibuang saja. Sudah tidak ada manfaatnya bagi orang yang mengonsumsinya,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement