Senin 01 Oct 2012 13:35 WIB

BEM UI Tolak Kenaikan Tarif Commuter Line

Rep: Fenny Melisa/ Red: Yudha Manggala P Putra
Penumpang turun dari kereta di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (17/9). PT. KAI berencana menaikkan tarif KRL commuterline Jabodetabek sebesar Rp.2000 per 1 Oktober 2012 mendatang, untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengguna angkutan tersebut.
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Penumpang turun dari kereta di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (17/9). PT. KAI berencana menaikkan tarif KRL commuterline Jabodetabek sebesar Rp.2000 per 1 Oktober 2012 mendatang, untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengguna angkutan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menolak kenaikan tarif KRL Commuter Line. Menurut Ketua BEM UI, Faldo Maldini, kenaikan tarif tersebut akan menyebabkan lonjakan penumpang pada kereta kelas ekonomi. 

"Kami perkirakan naiknya tarif KRL kelas commuter line akan menyebabkan lonjakkan jumlah penumpang kereta kelas ekonomi. Hal ini disebabkan beralihnya penumpang kelas commuter line ke kelas ekonomi," ujar Faldo pada Republika Senin (1/10).

Seperti yang diketahui bahwa dalam rangka menyelanggarakan layanan Kereta Lingkar Jabodetabek kelas commuter line yang memenuhi standar pelayanan minimum sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2011, PT KAI akan menaikkan harga tiket kelas commuter line sebesar Rp 2.000,00 untuk semua relasi per 1 Oktober 2012. 

Berdasarkan kenaikan tarif ini maka akan terjadi perubahan harga Rp 9.000 untuk Relasi Bogor – Jakarta/Jatinegara, Rp 8.000 untuk Relasi Depok – Bogor, Rp 8.000 untuk Relasi Depok – Jakarta/Jatinegara, Rp 8.500 untuk Relasi Bekasi – Jakarta/Stasiun Transit, Rp 8.000 untuk Relasi Parung Panjang/Serpong – Tanah Abang/Stasiun Transit, Rp 7.500 untuk Relasi Tangerang – Duri/Stasiun Transit.

"Dikhawatirkan dengan beralihnya penumpang ke kelas ekonomi akan menyebabkan kereta kelas ekonomi  semakin penuh sesak. Padahal, melihat kondisi kereta api kelas ekonomi saat ini saja sudah tidak manusiawi lagi untuk dinaiki oleh penumpang, apalagi nanti jika penumpang kelas commuter line beralih ke kereta kelas ekonomi," kata Faldo.

Selain itu, lanjut Faldo, konsekuensi logis yang mungkin terjadi adalah terjadinya peralihan moda transportasi dari pengguna kereta api kelas commuter line ke moda transportasi lainnya yang lebih murah. Tentunya hal ini, kata dia, disayangkan mengingat kereta api adalah alternatif terbaik mengatasi masalah transportasi darat yang semakin padat dan seharusnya menjadi transportasi utama penduduk Jabodetabek.

"Melihat dampak yang akan ditimbulkan oleh kenaikan tarif kereta kelas commuter line tersebut, maka kami Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menolak kenaikkan tarif tersebut," tutur Faldo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement