REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan kesuksesan Indonesia melakukan konversi minyak tanah ke gas elpiji, menjadi contoh sejumlah negara. Bahkan banyak negara yang secara khusus menanyakan, bagaimana rahasia keberhasilan itu.
"Saya katakan, ada beberapa hal yang dilakukan Indonesia, diantaranya meyakinkan para pihak bahwa konversi itu murni untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan politik atau kelompok tertentu," kata JK yang kini menjabat Ketua Palang Merah Indonesia.
Saat menjadi pebicara dalam acara "World LP Gas Forum 25" yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, JK menjelaskan, pada awalnya ada yang mencurigai kalau itu untuk kepentingan politik partai tertentu. Namun setelah diberikan penjelasan, jelaslah bahwa konversi itu sangat diperlukan untuk mensejahterakan rakyat. Manfaat yang kini paling dirasakan adalah, bahwa dengan konversi itu, pemerintah berhasil menghemat sebesar Rp 40 triliun setahun.
Menjawab pertanyaan wartawan bahwa subsidi elpiji 3 kilogram membuat pemerintah mengeluarkan dana khusus untuk impor elpiji, JK mengatakan dengan melakukan konversi, pemerintah masih untung. Selain melakukan penghematan dana, juga dalam pelestarian lingkungan. "Dengan menggunakan elpiji, gas buangnya menjadi sangat rendah," kata JK.
Mengenai ketidakhadirannya ke gedung KPK saat dipanggil untuk memberikan keterangan bersama Antasari Azhar, Rabu (12/9), JK mengatakan bahwa dia baru saja tiba dari Bejing Kamis pagi. Sehingga tidak bisa memenuhi panggilan itu. Sedangkan mengenai apa yang akan disampaikannya terkait bailout Bank Century, JK mengatakan belum tahu.