Senin 10 Sep 2012 15:20 WIB

Ada Upaya Identikkan Teroris dengan Islam?

Sejumlah anggota kepolisian mengumpulkan barang bukti dari lokasi baku tembak antara Densus 88 dengan terduga teroris di Jl Veteran, Tipes, Solo, Jumat (31/8) malam. Dalam baku tembak tersebut dua orang terduga teroris dan satu anggota densus 88 tewas tert
Foto: Antara Foto
Sejumlah anggota kepolisian mengumpulkan barang bukti dari lokasi baku tembak antara Densus 88 dengan terduga teroris di Jl Veteran, Tipes, Solo, Jumat (31/8) malam. Dalam baku tembak tersebut dua orang terduga teroris dan satu anggota densus 88 tewas tert

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Fraksi PKS DPR, Indra, mengatakan, ada upaya sistematis yang terus- menerus mengidentikkan terorisme dengan Islam, pesantren, aktivis Islam dan simbol-simbol keislaman lainnya. 

"Padahal tindakan terorisme, sebagai bentuk tindakan teror bisa dilakukan siapa saja dan agama apapun," kata Indra, di Jakarta, Senin (10/9). 

Menurut dia, fakta yang ada, yakni tindakan teror berupa penembakan dan pembunuhan atas warga sipil dan aparat kepolisian/militer yang terjadi di Papua, tidak disebut sebagai tindakan teroris atau teror yang dilakukan RMS di Maluku juga tidak disebut sebagai teroris, dan sebagainya.

"Jadi jika sampai saat ini tindakan teror masih terus terjadi, jangan lantas pemerintah bersikap kalap dengan menyalahkan dan menyudutkan ulama atau agama Islam," katanya. Harus dipahami dan diingat terorisme tidak mengakar pada budaya Islam. "Islam adalah agama kasih sayang yang rahmatalil alamin," kata anggota DPR ini.

Indra juga apabila penanggulangan terorisme masih berorientasi "proyek dana asing" dan terus menyudutkan serta mengkambing-hitamkan umat Islam, maka terorisme tidak akan hilang di bumi pertiwi ini. 

"Sangat mungkin kebijakan pemerintah melalui BNPT & Densus 88 justru membuat 'semakin marak' tindakan terorisme," kata Indra. Dia berharap pemerintah harus jujur dalam mengungkap dan menganalisa sumber serta latar belakang tindakan terorisme. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement