REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hari kedua kunjungan kehormatannya di Indonesia, Selasa (4/9). Dalam pertemuan itu, keduanya sempat membicarakan persoalan Muslim Rohingya.
Clinton menyampaikan apresiasi atas peran Indonesia dalam penanganan persoalan di Myanmar tersebut.
“Menteri Luar Negeri dan Presiden membahas penangangan masalah Rohingya, dan Amerika Serikat menyampaikan apresiasi atas posisi Indonesia yang sangat terukur,” kata Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Selasa (4/9).
Clinton, lanjutnya, menilai Indonesia memperlihatkan kepedulian atas persoalan di Myanmar. Kepedulian itu pun didasarkan pada fakta yang berkembang di lapangan.
Clinton datang pukul 09.30 WIB. Ia diterima langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden.
Turut menyambut kunjungan Hillary antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Luar Negeri Marty Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari, dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
Sedangkan Menlu AS Hillary Clinton didampingi Duta Besar AS untuk Indonesia Scott Marciel, Duta Besa AS untuk ASEAN David Carden, Deputy Assistant Secretary Bureau of East Asian The White House Joseph Yun, dan Senior Director for Asia National Security Staff Dan Russel.
Setelah dari Indonesia, Hillary diagendakan bertolak ke Brunei Darussalam dan Timor Leste. Ia kemudian akan menuju Wladivostok, Rusia, untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi para pemimpin ekonomi APEC.