Jumat 31 Aug 2012 13:50 WIB

Orangutan Ini Akhirnya Mati Setelah Dibakar Massa

Orangutan dibunuh
Foto: dailymail
Orangutan dibunuh

REPUBLIKA.CO.ID,  PONTIANAK -- Tim Dokter Hewan Nekropsi (Otopsi) menyatakan, orangutan (Pongo pygmaeus pygmaeus) jenis kelamin jantan berusia sekitar 15 tahun, mati karena komplikasi non-infeksius, luka bakar sekitar 70 persen atau hampir di sekujur tubuhnya.

"Hasil Nekropsi kami penyebab kematian orangutan tersebut karena komplikasi non-infeksius, kemudian akibat luka bakar di sekujur tubuhnya serta stres fisik dan dehidrasi," kata Drh Yudha Dwi Harsanto dalam keterangan persnya di Pontianak, Jumat.

Tim Dokter Hewan Nekropsi menyimpulkan penyebab utama kematian orangutan tersebut, bisa karena luka bakar yang menyebabkan dehidrasi, stres dan ditambah komplikasi, serta jantung orangutan itu yang diselimuti lemak sekitar 50 persen.

"Kami juga menemukan abnormalitas saluran pernafasan mulai dari faring hingga paru-paru pada orangutan tersebut," ungkap Tim Doker Hewan Nekropsi.

Sementara itu, Kepala Seksi III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Singkawang, P Samosir menyatakan, pihaknya bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM) sudah berusaha sekuat tenaga untuk melakukan evakuasi orangutan yang ditemukan di kebun karet rakyat di daerah Parit Wa' Dongkak, Wajok, Kabupaten Pontianak, sejak dilaporkan warga Sabtu (25/8) dan baru berhasil dievakuasi, Senin (27/8).

"Setelah berhasil dievakuasi orangutan tersebut lalu dilakukan pengobatan semaksimal mungkin karena mengalami luka bakar akibat terkena api dari masyarakat yang berusaha mengusir orangutan itu ketika berada di pohon kelapa," ujarnya.

Kemudian, pada Selasa (28/8) orangutan tersebut menjalani perawatan di Daerah Operasi Manggala Agni Rasau Jaya karena orangutan tersebut masih dalam kondisi stres. Pada Rabu (30/8) orangutan tersebut hendak dibawa ke Ketapang untuk menjalani perawatan intensif dengan pertimbangan disana punya peralatan medis lengkap untuk orangutan.

"Pada saat dibawa kondisi orangutan itu membaik, tetapi dalam perjalanan pukul 22.00 WIB orangutan itu mati sehingga diputuskan dibawa kembali ke Pontianak untuk dilakukan Nekropsi di UPT Laboratorium Keswan dan Kesmavet Provinsi Kalimantan Barat," ungkap Samosir.

Rencananya orangutan tersebut akan dikuburkan di Daerah Operasi Manggala Agni Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, pada Jumat (31/8) sore, katanya.

Sebelumnya, Manager WWF Indonesia Proyek Kalbar, Hermayani Putera mengatakan, orangutan tersebut merupakan temuan yang mengejutkan mengingat wilayah desa itu berdekatan dengan Kota Pontianak.

"Ini menunjukkan bahwa keterancaman dari sisi habitat orangutan sudah semakin kuat, lokasi mereka semakin dekat dengan Kota Pontianak," ujar dia.

Ia melanjutkan, orangutan semakin terdesak dan masuk ke tempat penduduk sehingga ini berpotensi timbulkan konflik.

Ia menyatakan, dari data awal, orangutan yang terdeteksi di hutan antara Sungai Pinyuh dan Anjungan (Kabupaten Pontianak) sebanyak 10 - 12 individu.

"Letaknya lebih jauh dari Pontianak, sekitar 50 - 70 kilometer. Sedangkan Wajok hanya berjarak sekitar 13 kilometer dari Pontianak," kata dia.

Orangutan tersebut dilaporkan terlihat oleh warga pada Sabtu (25/8). Ia bersama BKSDA Provinsi Kalbar, International Animal Rescue, Yayasan Titian dan beberapa pihak lain mendatangi lokasi untuk melakukan evakuasi dan baru berhasil pada Senin (27/8).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement