Kamis 09 Aug 2012 11:36 WIB

Kader Golkar Ancam Adukan Soal PTPN VII ke DPR

Rep: Maspril Aries/ Red: Djibril Muhammad
Demo Perkebunan Tebu PTPN VII
Demo Perkebunan Tebu PTPN VII

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Anggota DPR dari daerah pemilihan SumateraSelatan (Sumsel) II Bobby A Rizaldi akan membawa masalah konflik agraria antara PTPN VII atau pabrik gula (PG) Cinta Manis dengan warga masyarakat di Kabupaten Ogan Ilir (OI) ke Komisi VI DPR.

"Saya sangat prihatin dengan peristiwa kekerasan di Desa Limbang Jaya akhir Juli lalu yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan warga yang menderita cacat permanen," kata Bobby saat berkunjung ke Limbang Jaya, Kamis (9/8).

Menurut Bobby yang juga anggota Komisi VI DPR, dirinya akan membawa persoalan tersebut Fraksi Partai Golkar untuk diselesaikan melalui komisinya, yang juga merupakan mitra kerja Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan.

"Komisi VI akan membahas masalah ini dengan Menteri BUMN untuk mencari solusi dan rekomendasi penyelesaian konflik yang terjadi," tuturnya.

"Inti utamanya perlu dicari penyelesaian akar persoalan konflik warga dengan PTPN VII. Hak rakyat atas tanah harus dihargai dan sebaliknya hak usaha PTPN VII juga dihargai," kata Wakil Sekretaris FPG bidang industri dan pembangunan yang berkunjung langsung ke Limbang Jaya dan memberikan bantuan kepada keluarga korban.

Dalam kunjungan kerjanya, Bobby Rizaldi sempat bertemu dengan Rusman (36 tahun) warga Limbang Jaya yang tangan kirinya harus diamputasi akibat konflik yang terjadi beberapa waktu lalu. Kepada Rusman, Bobby memberikan santunan.

Selain akan mengusahakan menuntas konflik agraria antarawarga dengan PTPN VII tersebut, Bobby juga menegaskan agar dalam menyelesaikan konflik agraria di Sumsel tidak dengan kekerasan.

"Ke depan dalam menyelesaikan konflik agraria jangan sampai terjadi kekerasan apa lagi sampai menimbulkan korban jiwa seperti di Limbang Jaya. Kita ingin ini konflik terakhir di Sumsel yang menimbulkan korban jiwa," bebernya.

Dalam masalah konflik agraria Bobby mengimbau agar pihak yang terlibat untuk saling menahan diri, baik aparat, warga maupun pihak-pihak yang melakukan pendampingan atau advokasi terhadap warga.

"Mari kita cari solusi konflik yang terbaik, yang sama-sama saling tidak merugikan di antara pihak yang berkonflik. Karena jika yang terjadi di Limbang Jaya terulang, tidak menutup kemungkinan akan berimbas pada investasi di Sumsel. Kepada pemerintah daerah juga BPN di daerah untuk segeradan pro aktif menangani jika muncul konflik agraria," tambah Bobby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement