REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA - Minat warga terhadap donor darah selama bulan puasa menurun. Akibatnya, stok darah di PMI Cabang Purwakarta menipis. Seharusnya, jelang lebaran ini stok darah sudah mencukupi sejak H-15. Namun, pada kenyataannya targetan stok darah tak mencukupi.
Pengurus PMI Cabang Purwakarta, Helly Sustiawati, menyebutkan, dari empat golongan darah, yang paling sulit dicari yaitu golongan darah A dan AB. Saat ini saja, golongan darah A yang tersedia hanya lima labu. Sedangkan, golongan darah AB hanya tujuh labu. Idealnya, untuk dua golongan darah itu sudah tersedia minimal 80 labu.
"Kami sangat kesulitan mendapatkan pendonor darah," kata Helly, kepada Republika, Senin (6/8).
Selain dua golongan yang stoknya minim, ada dua golongan lainnya. Yaitu, darah golongan B yang jumlahnya relatif mencukupi yakni 107 labu. Dan juga darah golongan O yang jumlahnya 80 labu. Untuk golongan O, seharusnya tersedia dua kali lipat dari jumlah yang ada saat ini. Sebab, permintaan darah golongan ini relatif lebih tinggi dibanding tiga golongan lainnya.
Diakui Heli, pendonor golongan darah A, AB, dan O kecenderungannya rendah selama puasa ini. Padahal, pihaknya sudah berupaya jemput bola. Seperti, mendatangi tempat-tempat peribadatan. Akan tetapi, hasilnya masih kurang maksimal. Sebab, yang didatangi masih sebatas lingkup gereja. Adapun, masjid-masjid belum bisa didatangi. Terutama, malam hari. Hal itu, dikhawatirkan akan menganggu ibadah kaum Muslim.
Untuk itu, selama bulan puasa ini PMI Purwakarta buka setiap malam. Karena, saat malam hari warga Muslim sudah bisa mengkonsumsi makanan. Jadi, diperbolehkan untuk mendonorkan darahnya. Sedangkan, siang hari dikhususkan bagi warga yang tidak berpuasa. Itupun, bila mereka bersedia menyumbangkan darahnya.
Selain kekurangan darah, kendala lain yang dihadapi PMI yaitu kurangnya armana operasional. Helly mengaku, pihaknya sudah mengusulkan untuk penambahan armada. Armada itu, tujuannya guna menunjang kegiatan PMI. Supaya, pelayanan kepada masyarakat lebih maksimal.
Armada tersebut, seperti yang dimiliki Badan Keluarga Berencana Perlindungan Ibu dan Anak (BKBPIA) serta Disdukcapil. Armada tersebut, selain bisa menjangkau ke peloksok daerah, juga memiliki fasilitas yang lengkap. Sehingga, bila ada yang akan mendonor, tak perlu jauh-jauh datang ke kantor. Melainkan, bisa langsung dilayani di lokasi.
"Seperti kendaraan SIM keliling. Kita juga sudah selayaknya punya kendaraan donor darah keliling," jelasnya.
Rini Sundari (32 tahun), warga Gg Beringin, Kelurahan Nagri Kaler, Purwakarta, mengaku, sangat kesulitan mendapatkan golongan darah AB. Padahal, anaknya yang menderita penyakit //Thalasemia// harus ditransfusi dua pekan sekali. Akan tetapi, stok darah di PMI terkadang tidak ada.
"Kalau di PMI tidak ada, saya suka kelimpungan mencari pendonor," kata dia.
Setiap labu, Rini membeli darah seharga Rp 245 ribu. Adapun kebutuhan anaknya antara dua hingga tiga labu. Dia berharap, PMI mampu menyediakan stok darah yang mencukupi. Sebab, di Purwakarta ini tak ada bank darah. Sehingga, andalan satu-satunya hanya PMI. N ita