Rabu 01 Aug 2012 18:45 WIB

Kedubes AS Belajar Penanganan Trafficking ke Sukabumi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Chairul Akhmad
Human trafficking (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Human trafficking (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI – Deputy Political Counselor Domestic Political Affairs, Kedutaan Besar Amerika Serikat, Craig L Hall, mengunjungi Kabupaten Sukabumi, Rabu (1/8).

Target kunjungan adalah kantor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten  Sukabumi.

“Saya datang ke sini, supaya bisa belajar penanganan perdagangan orang di Kabupaten Sukabumi,” kata Craig kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan pengurus P2TP2A Kabupaten Sukabumi dan perwakilan P2TP2A Jabar.

Ke depannya, bisa dilakukan penjajakan kerjasama dalam mengatasi masalah trafficking seperti pelatihan, pemulihan korban, dan penegakan hukum. Bagi pemerintah Amerika, kata Craig, kasus perdagangan manusia merupakan masalah serius di dunia. Menurutnya, masalah trafficking adalah kejahatan transnasional yang memerlukan kerjasama antar negara dalam penanganannya.

Dari informasi yang diperoleh Craig, Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu sumber korban trafficking yang paling besar di Indonesia. Fakta ini menunjukkan begitu seriusnya masalah ini untuk segera diatasi.

Craig mengungkapkan, kebanyakan korban trafficking ada yang dibawa di dalam negeri maupun luar negeri. Namun, kebanyakan korban trafficking asal Sukabumi di bawa ke luar negeri negeri seperti ke negara Timur Tengah, Malaysia, dan Hongkong

Ketua P2TP2A Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti, mengatakan kedatangan Kedubes AS ke Sukabumi karena P2TP2A Kabupaten Sukabumi dinilai paling aktif menangani masalah trafficking. “Mereka (Kedubes) menanyakan masalah penanganan perdagangan manusia termasuk dukungan pemkab,” ujarnya.

Dari data P2TP2A Kabupaten Sukabumi, jumlah korban trafficking asal Kabupaten Sukabumi sejak akhir 2009 hingga Juli 2012 telah mencapai sebanyak 132 orang. Khusus pada 2012 ini, jumlah kasus di sepanjang Januari hingga Juli mencapai sebanyak 14 kasus dengan 35 orang korban trafficking.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement