Kamis 26 Jul 2012 18:39 WIB

Presiden Instruksikan Revitalisasi Peran Bulog

Perum Bulog menyiapkan 500 ribu ton beras untuk operasi pasar. (ilustrasi)
Foto: Antara/Aco Ahmad
Perum Bulog menyiapkan 500 ribu ton beras untuk operasi pasar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan agar Bulog direvitalisasi kembali fungsinya sebagai stabilisasi harga komoditas pangan yang dibutuhkan masyarakat, tidak hanya untuk beras.

Menurut Presiden dalam pengantar rapat kabinet paripurna di Jakarta, Kamis, revitalisasi Bulog dibutuhkan mengingat tantangan stabilitas berbagai harga pangan yang terus meningkat, sementara kebutuhan pangan masyarakat yang juga terus naik.

"Saya berpikir dan dapat dukungan Bulog itu harus kita revitalisasi dan fungsikan kembali dalam sejarah didirikan Bulog dulu untuk stabilisasi harga," katanya.

Untuk itu, Presiden meminta agar segera membentuk tim guna mengembalikan peran Bulog tersebut dan mengkaji komoditas-komoditas pangan yang akan menjadi tanggung jawab Bulog tersebut.

"Itu yang kami harapkan untuk serahkan ke tim jangan terlalu lama, komoditas mana yang harus dijaga, beras, kedelai, jagung, yang kira-kira betul-betul diharapkan oleh rakyat kita," kata Presiden.

Presiden Yudhoyono mengingatkan pasokan pangan dunia saat ini memiliki kerentanan karena adanya perubahan iklim. Ia mencontohkan terjadinya peningkatan harga komoditas kedelai akibat kekeringan di AS dan beberapa negara lainnya.

Harga kedelai yang semula Rp5.000,00--Rp6.000,00 per kilogram kini telah bergerak menjadi Rp7.000,00--Rp8.000,00 per kilogram. Kondisi ini telah memicu pemogokan para pengrajin tempe dan tahu beberapa hari ini.

Untuk Indonesia, harga kedelai rentan terhadap pasokan dari luar negeri mengingat dari 2,2 juta ton kebutuhan kedelai, hanya 800 ribu--850 ribu ton yang bisa dipasok dari dalam negeri, sedangkan sisanya impor.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement