Rabu 25 Jul 2012 23:09 WIB

Ricuh, Sweeping Tahu Tempe di Pasar Rawamangun

Produsen tempe
Produsen tempe

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Produsen tahu tempe yang tergabung dalam Koperasi Pengrajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Timur menggelar aksi sweeping di Pasar Rawamangun, Rabu.

Sweeping dilakukan untuk melihat apakah para pedagang tahu tempe masih berjualan di aksi mogok massal produk tahu tempe dimulai dari Rabu (25/7) hingga Jumat (27/7).

Aksi tersebut berlangsung ricuh karena sebagian besar pedagang Pasar Rawamangun menolak barang dagangannya di sweeping. Namun, kericuhan berhasil diredam oleh sesama pedagang di pasar tersebut.

Informasi yang dihimpun, menyebutkan kerusuhan berawal saat sejumlah anggota Kopti Jaktim mengambil barang dagangan di kios milik pedagang tahu tempe Agus Ramli (50) yang terletak di lantai dua.

Nurul, sang anak yang melihat kejadian tersebut segera melapor kepada orangtuanya. Agus pun mencaci maki para anggota Kopti yang mengobrak-abrik barang dagangannya.?

"Saya tidak terima barang dagangan saya diobrak-abrik. Kalau mau sweping ya yang elegan dong," teriak Agus berang.

Untung pertengkaran tersebut tidak berbuntut pada perkelahian adu fisik. Kedua belah pihak yang bertengkar berhasil dilerai dan diredam oleh para pedagang lain

Ketua Primer Kopti Jakarta Timur Suyanto menegaskan, aksi sweeping sengaja digelar untuk menciptakan rasa kebersamaan antara pedagang dengan pengrajin tahu tempe serta penolakan penolakan terhadap melambungnya harga kedelai yang terjadi saat ini. "Sweeping gencar dilakuan sejak Selasa malam," tegasnya.

Ia mengaku, sebagian besar pedagang protes atas digelarnya aksi sweeping tersebut.

Namun, setelah melalui pembicaraan hati dingin, akhirnya para pedagang memahami atas pelaksanaan aksi sweeping tersebut.

Dari hasil sweeping tadi malam, kami mendapatkan sekitar dua ton tempe yang seluruhnya dimusnahkan. Kopti Jaktim akan tetap menggelar sweeping hingga pemerintah mengeluarkan kebijakan menurunkan harga kedelai.

"Jika tuntutan penurunan harga kedelai tak kunjung dipenuhi, maka kami akan turun ke jalan, menggelar aksi besar-besaran di depan Istana Presiden dan Bunderan HI. Kami akan membuang tempe busuk di sepanjang jalan saat menjalankan aksi kami," tegasnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement