REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo menyatakan rekonsiliasi antara dua raja Keraton Surakarta yang sudah disepakati beberapa waktu lalu ternyata tidak berjalan sebagaimana mestinya.
"Rekonsiliasi memang sudah dilakukan, tetapi implementasinya tidak berjalan," kata Gubernur usai bertemu Moeryati Sudibyo, kerabat Keraton Surakarta, di Semarang, Rabu.
Meski demikian, Gubernur tidak mengungkapkan permasalahan yang terjadi pascarekonsiliasi. "Semua itu masalah internal keraton, pemerintah tidak berani ikut campur,' tambahnya.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, lanjut dia, pemerintah dipastikan belum bisa mencairkan dana bantuan hibah untuk operasional keraton. Menurut dia, pencairan dana hibah ini harus didasarkan atas permintaan Raja Keraton Surakarta.
"Hibah ini kan duit rakyat, sasarannya harus jelas," katanya.
Oleh karena itu, ia meminta permasalahan internal Keraton Surakarta tersebut diselesaikan terlebih dahulu.
Sementara itu, Moeryati Sudibyo usia pertemuan dengan gubernur enggan berkomentar tentang permasalahan yang terjadi di keraton. Anggota Dewan Perwakilan Daerah ini mengaku hanya bersilaturahmi ke gubernur, didampingi beberapa tokoh, seperti Ketua Yayasan Warna Warni Krisnina Akbar Tandjung.
Sebelumnya, kisruh kepemimpinan Keraton Surakarta yang terjadi selama delapan tahun berakhir melalui rekonsiliasi. Rekonsiliasi Keraton Surakarta Hadiningrat ditandai dengan penandatanganan kedua pihak yang sempat kisruh, yakni Tedjowulan dan Paku Buwono XIII Hangabei.