REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman menyayangkan bila ada kader Demokrat yang meloncat menjadi kader partai lain. "Kita sangat menyayangkan kalau kader yang akan loncat ke partai lain," kata Hayono kepada wartawan, Selasa (24/7), di kompleks MPR/DPR, Senayan Jakarta.
Hayono menyatakan bila kasus korupsi di Partai Demokrat yang menjadi alasan berpindah partai, alasan itu kurang tepat. Pasalnya, Partai Demokrat merupakan partai yang berkomitmen kuat terhadap pemberantasan korupsi. Ini misalnya dibuktikan dengan dipenjarakannya para kader yang terbukti korupsi.
Perkara ada satu dua kader yang terjerat korupsi hal itu dinilai Hayono wajar. Sebab di setiap partai ada oknum yang berperilaku seperti itu. "Sampai hari ini komitmennya jelas, dan telah dibuktikan. Tidak hanya diucapkan," ujarnya.
Bagi kader yang nantinya telah berpindah partai, Hayono menyatakan yang bersangkutan secara otomatis berhenti sebagai kader di Partai Demokrat. Kebijakan ini menurut Hayono berdasarkan peraturan undang-undang yang tidak membolehkan seseorang menjadi anggota dua partai politik.
Ketika ditanya apakah dirinya pernah mendapat tawaran dari partai lain Hayono menjawab belum pernah. Kalaupun nantinya tawaran itu menghampiri, Hayono menyatakan tidak akan tergoda. "Menurut saya Partai Demokrat partai yang baik," katanya.