Selasa 17 Jul 2012 23:40 WIB

Tanri Abeng Luncurkan Buku 'Managing The Nation'

Tanri Abeng
Foto: yogi ardhi/republika
Tanri Abeng

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tanri Abeng meluncurkan buku 'Managing The Nation' di Jakarta, Selasa (17/7) malam.

Buku tersebut adalah hasil diskusi yang dilakukan Tanri Abeng sebagai presenter acara 'Managing The Nation With Tanri Abeng' dengan 26 tokoh Indonesia yang sangat berpengaruh. Acara tersebut tayang setiap Kamis malam di Metro TV.
"Buku ini merupakan hasil wawancara dan dialog dengan 26 tokoh masyarakat, elit politik, pemimpin dan pengamat," ujar Tanri.

Beberapa di antara tokoh yang menjadi narasumber tersebut adalah, Dahlan Iskan, mantan Dirut PLN, yang dengan kemampuan manajemennya yang unik, telah membuat PLN yang tadinya dijuluki Juragan Byar-Pet, meningkat performanya.

Selain Dahlan Iskan, ada walikota Solo, Joko Widodo, yang telah membuat Kota Solo menjadi kota yang inovatif dan mendongkrak kota Solo di kancah internasional dengan moto "The Spirit of Java" sebagai branding.

Dengan kemampuan berkomunikasi dan personal magnetism-nya yang unik, telah mencatatkan hal yang luar biasa ketika ia berhasil memindahkan pedagang kaki lima di Taman Banjarsari, tanpa diwarnai dengan keributan.
Tanri mengatakan buku itu merangkum permasalahan dan juga peluang pembangunan negara dari empat perspektif yakni aspek kepemimpinan dan parpol, reformasi demokrasi dan pemberantasan korupsi, demokrasi dan otonomi daerah, dan korporasi dan BUMN untuk rakyat.
"Saat ini Indonesia belum mampu melakukan desentralisasi kultural, reformasi birokrasi yang jalan ditempat. Salah satu solusi yang efektif jika digerakkan dengan kepemimpinan yang efektif pula," tuturnya lagi.
Tanri yang merupakan manajer yang sukses menangani perusahaan besar di Tanah Air mengatakan terdapat tujuh kriteria kepemimpinan yang baik atau 7C yakni clean (bersih), courageous (pemberani), competent (kompeten), clever (pintar), communicative (komunikatif), committed (berkomitmen), dan carring (peduli).
"Pemimpin itu harus bersih, itu merupakan syarat yang utama. Kemudian berani dalam mengambil keputusan, kompeten dalam keilmuan, komunikatif agar bisa membangun kerja sama dengan orang lain, komitmen membangun bangsa secara berkesinambungan dan peduli," jelasnya.
Kendati demikian, dia belum melihat ada tokoh Indonesia yang seperti itu dan harus dicari. Tanri menyarankan agar pemimpin tidak hanya bisa diusung dari parpol tapi bisa siapa saja yang memenuhi kriteria.
"Tidak demokratis jika di alam demokrasi hanya memperboleh calon pemimpin yang berasal dari parpol."

Dia mengharapkan kehadiran buku tersebut dapat meransang jiwa kepemimpinan dan berguna bagi masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement