REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, penanganan konflik tidak selalu sama di setiap negara, termasuk setiap daerah di Indonesia. Ia mencontohkan penyelesaian masalah Aceh, Ambon, Poso, dan Papua yang memiliki karakteristik yang berbeda. Sehingga harus ditangani secara berbeda pula.
“Setiap konflik memiliki karakteristiknya sendiri. Tidak ada konflik yang benar-benar sama. Pada dasarnya, setiap konflik memerlukan solusi berbeda,” katanya saat membuka acara 'The launching of Strategic Review Journal and the opening of the 1st strategic review forum', Selasa (17/7).
Presiden SBY menjabarkan keberhasilan Indonesia untuk mengatasi sejumlah konflik di daerah. SBY mengklaim, pemerintah sudah menemukan solusi untuk mengatasi konflik di Aceh, Ambon, dan Poso. Tetapi formula tersebut ternyata tidak bisa diaplikasikan untuk Papua.
Dikatakan SBY, untuk menangani konflik butuh hal-hal detail sebelum proses pengambilan keputusan. Karena setiap detail dan fakta baru sekecil apapun, akan berpengaruh pada penilaian dan kebijakan pemerintah ke depan. Hal itu pula yang menyebabkan setiap konflik yang muncul di daerah perlu ditangani secara berbeda.
“Indonesia menemukan solusi yang baik untuk menangani konflik di Aceh, dan konflik horizontal di Ambon dan Poso. Tetapi, formula untuk daerah itu tidak bisa diterapkan untuk Papua yang butuh penanganan dengan cara lain,” katanya.
Setiap konflik, dia melanjutkan, memiliki karakter, ritme, dinamikanya sendiri. "Banyak konflik memburuk karena para pembuat kebijakan gagal mengerti esensi sebenarnya dari konflik," kata SBY mengakhiri.