Senin 09 Jul 2012 20:11 WIB

AIPA Kawal Transformasi Komunitas ASEAN 2015

Rep: Yusuf Assidiq/ Red: Karta Raharja Ucu
 Presiden AIPA, Marzuki Ali memberikan sambutan pada pertemuan AIPA di Yogyakarta, Senin (9/7).
Foto: Regina Safri/Antara
Presiden AIPA, Marzuki Ali memberikan sambutan pada pertemuan AIPA di Yogyakarta, Senin (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sidang Komite Eksekutif ASEAN Inter Parliementary Assembly (AIPA) yang berlangsung di Yogyakarta, Senin-Kamis (9-12/7), diharapkan mampu menghasilkan rumusan bagi pembahasan agenda penting pada Sidang Umum AIPA ke-33 pada September mendatang. Salah satunya yakni rencana pembentukan ASEAN Community pada 2015 mendatang.

Seperti diungkapkan Presiden AIPA, Marzuki Alie, parlemen ASEAN harus memulai tradisi mendalami dan fokus pada berbagai isu bersama, yang memengaruhi proses transformasi menuju pembentukan ASEAN Community 2015. Menurutnya, AIPA memiliki peran dan posisi penting untuk mendukung proses transformasi tersebut.

“Hal itu sangat mendesak terutama bagi tercapainya ASEAN yang kuat, maju, stabil, damai, dan makmur,” sebut Marzuki saat membuka Sidang Komite Eksekutif AIPA dan The Ninth Meeting of ASEAN Inter-Parliamentary Assembly Fact Finding Committee (AIFOKOM) di Hyatt Regency Hotel Yogyakarta, Senin (9/7).

Sejak awal kelahirannya, jelas Marzuki, AIPA telah menunjukkan antusiasme tinggi melalui program dan aktivitas yang diarahkan bagi penguatan dan percepatan pencapaian tujuan ASEAN. “Langkah proaktif para anggota parlemen dalam sosialisasi pembentukan komunitas ASEAN 2015 akan mempercepat pencapaian tujuan itu,” ujar Marzuki yang juga menjabat sebagai Ketua DPR RI ini.

Marzuki menekankan, membangun komunitas ASEAN seperti tercantum dalam ASEAN Charter, memerlukan peran semua pemangku kepentingan. Dalam kaitan ini, AIPA perlu melakukan evaluasi terhadap mekanisme kerja sama AIPA dengan ASEAN.

Politisi Partai Demokrat itu menyebut, “Terutama yang menyangkut ratusan resolusi yang telah dihasilkan AIPA yang memerlukan implementasi, baik di tataran eksekutif maupun legislatif."

Menurut pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 6 November 1955 silam itu, penting bagi AIPA agar mencermati setiap keputusan dan kebijakan yang diputuskan di lingkup ASEAN. Kesepakatan yang diambil para pemimpin ASEAN, termasuk yang bersifat strategis, memerlukan ratifikasi parlemen. Dan kalangan parlemen bisa mendukung implementasinya hingga ke tingkat masyarakat.

Karena itu, pria 56 tahun itu mendukung peningkatan kerja sama antara lembaga eksekutif dan legislative. Pertemuan pemimpin AIPA-ASEAN dengan agenda membahas isu aktual hendaknya menjadi perhatian bersama bagi peningkatan kesejahteraan kawasan.

AIPA juga dapat berkontribusi bagi pencapaian kerangka legal frame work di lingkup kawasan. “Di antaranya dengan melakukan harmonisasi peraturan perundang-undangan yang besar pengaruhnya pada stabilitas dan kemajuan ASEAN,” ujar Marzuki menandaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement