Kamis 05 Jul 2012 19:31 WIB

Pengamat: Belum Ada Capres Penuhi Kualifikasi Ideal

Burhanduddin Muhtadi
Foto: dokpri
Burhanduddin Muhtadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, menilai dari sejumlah nama yang disebut sebagai bakal calon presiden, belum ada satupun yang memenuhi kualifikasi minimal yang ideal untuk memperbaiki kondisi bangsa.

"Sebagai peneliti saya belum menemukan figur bakal calon presiden yang memenuhi kualifikasi minimal sebagai calon presiden ideal," katanya pada diskusi "Dialektika: Saling Sandera Kasus Korupsi Parpol" di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (5/7).

Pembicara lainnya pada diskusi tersebut adalah, Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Gerindra Martin Hutabarat, Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Nudirman Munir, serta Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul.

Menurut Burhanuddin, figur calon presiden idealnya adalah kapasitas, integritas tinggi, serta memiliki niat murni untuk membangun bangsa. Nama-nama bakal calon presiden yang saat ini sudah mulai muncul, kata dia, belum terlihat memiliki niat murni untuk membangun bangsa, serta ada juga figur yang terbebani persoalan masa lalu dan persoalan keluarga.

"Calon presiden idealnya seharusnya memiliki integritas tinggi serta dirinya dan keluarganya juga bersih, sehingga pada saat melakukan pembersihan pada pemerintahannya tidak tersandera oleh kondisi dirinya dan keluarganya," katanya.

Namun, staf pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (FISIP UIN) Jakarta ini tidak mau menyebut siapa saja bakal calon presiden tersebut. Burhanuddin berharap, dalam waktu dua tahun ke depan akan muncul figur bakal calon presiden alternatif yang bisa diharapkan membangun bangsa Indonesia.

Perubahan kepemimpinan politik yang terjadi di Indonesia dari era orde baru kepada era orde reformasi, menurut dia, bukan berupa transformasi, tapi lebih mendekati transaksional. Menurut dia, hal ini terlihat dari cukup banyaknya kepala daerah yang terjerat kasus hukum hukum dan bahkan sudah ada yang menjadi terpidana. Pemimpin di sini, kata dia, minim dengan jiwa negarawan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement