Rabu 04 Jul 2012 09:30 WIB

Bahasa Melayu Berkembang karena Dituturkan Masyarakat Indonesia

Aku cinta Bahasa Indonesia.
Aku cinta Bahasa Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Bahasa Melayu, Yusmar Yusuf mengakui, bahasa Melayu amat berkembang ketika dituturkan oleh 250 juta penduduk Indonesia. Pasalnya, bahasa ini menjadi bahasa yang progresif.

Tapi, menurutnya, hal itu berdampak Bahasa Melayu menjadi kehilangan 'rasa' dan makin menuju pada kedangkalan bahasa, terutama dalam 'knowldege content'. Bahasa Melayu sebagaimana Bahasa Inggris, Jawa dan bahasa lainnya, awalnya adalah bahasa ekspresif. Namun, setelah diadopsi sebagai Bahasa Indonesia, ia berubah hanya sebagai bahasa deskriptif yang berfungsi untuk menjelaskan.

"Dia (Bahasa Melayu) menjadi kering. Mereka yang merasa kekeringan itu adalah penutur Bahasa Melayu yang asli, yang memakai Bahasa Melayu sebagai bahasa ibu seperti di Riau, pantai timur Sumatera atau pantai barat Kalimantan," sebut dia.

Seharusnya, kata Yusmar, ada sistem 'rujuk' yang diterapkan dalam Bahasa Indonesia. Yakni ketika ada upaya penambahan

'lema' atau 'entry' kata, sejalan dengan perkembangan dunia, hendaklah dirujuk dulu ke Bahasa Melayu.

"Jika tidak ada, baru diambil dari bahasa lokal nusantara lainnya, setelah itu diambil dari Bahasa Arab. Jika tidak ada dalam semua bahasa tadi, baru dia diadopsi dari bahasa lain seperti Inggris."

"Hendaklah Indonesia bersetia memelihara keaslian arti dan makna," tuturnya mengakhiri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement