Selasa 03 Jul 2012 23:24 WIB

Diduga Berebut Aliran Air, Seorang Petani Tewas Mengenaskan

Rep: Muhammad Ghufron/ Red: Hazliansyah
Mayat (ilustrasi)
Foto: www.pollsb.com
Mayat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID NGAMPRAH, BANDUNG -- Seorang petani ditemukan meninggal dunia di pematang sawah, Selasa (3/7) siang. Diduga, korban tewas akibat baku hantam dengan petani lainnya setelah berebut aliran air.

Korban diketahui bernama Mukhlis (65 tahun) warga Kampung Nagrak RT 03/14 Desa Ganjarsari Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. Ia ditemukan meninggal dengan kondisi mengenaskan oleh warga, di pematang sawah Kampung Pojok Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta.

Warga sekitar, Jajang Rahmat (47) mengatakan korban ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB dengan terdapat bekas luka hantaman benda tumpul di kepala bagian belakang, serta hidung, telinga, dan matanya mengeluarkan darah. "Seperti habis dipukuli," kata dia kepada wartawan.

Menurut dia, belakangan ini kerap terjadi pertengkaran antarpetani akibat sulitnya aliran air untuk sawah. Pertengkaran itu tak ayal terjadi setiap hari ketika memasuki musim kemarau. Kemungkinan, korban merupakan salah satu petani yang mengalami masalah tersebut.

Istri korban, Dariah (35) mengaku sang suami sering mengontrol masalah aliran air tersebut hingga tengah malam. Itu untuk memastikan sawah miliknya aman mendapatkan pasokan air. Sebab, pada kemarau pasokannya sering tersendat.

Namun hingga Senin (2/7) malam, kata dia, suaminya tak kunjung pulang. Kecurigaan pun datang, namun Dariah tidak berani memastikan lantaran jarak sawah dari rumahnya cukup jauh. "Padahal saya sudah melarang (suaminya)," ujarnya.

Kabar kematian suaminya pun datang dari sejumlah warga. Menurut dia, suaminya tak pernah memiliki masalah dengan warga atau petani lainnya. "Apalagi musuh," tutur dia sedih.

Karenanya, ia meminta agar kepolisian menindak serta mengusut tuntas motif di balik kematian suaminya. Sebab, kematian sang suami tidak wajar.

Kanit Reskrim Polsek Darangdan, Aipda A Hamam Ahsan belum bisa menyatakan kematian korban dengan motif pembunuhan. Meski ditemukan tidak wajar namun kepolisian masih menyelidiki dari sejumlah saksi dan barang bukti yang ada lokasi kejadian. "Belum diketahui meninggal akibat apa," kata dia.

Dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), tambah Hamam, korban mengalami Luka yang diduga akibat pukulan benda tumpul. Penyelidikan pun masih berlanjut dengan melakukan visum jenazah korban ke RS Hasan Sadikin Bandung.

"Kami masih mendalami penyebab kematiannya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement