Selasa 10 Nov 2015 21:39 WIB

Sungguh Malang, Petani Ini Tewas Tersambar Petir

Rep: Lilis Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Petir menyambar di kawasan kampung nelayan Karansong, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (7/11).
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Petir menyambar di kawasan kampung nelayan Karansong, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Seorang petani bernama Rustim (65 tahun), warga Blok Pangsor, RT 27/ RW 08, Desa Bantarwaru, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, ditemukan tewas di areal persawahan Blok Cipanaruban, Desa Bantarwaru, Selasa (10/11). Kematian korban diduga akibat tersambar petir. 

Kapolres Indramayu, AKBP Wijonarko melalui Kabag Humas, AKP Ramauli Tampubolon, didampingi Kapolsek Gantar, Iptu Gatot menjelaskan, korban pertama kali ditemukan oleh petani setempat, Unen (60 tahun). Saat itu, Unen hendak menuju persawahan miliknya. 

Namun, saat melintasi tempat itu, Unen melihat sesosok tubuh pria dengan posisi terlentang tidak bergerak. Meski merasa takut, dia mendekati korban dan terlihat di dada korban terdapat luka bakar lebam menghitam. 

Melihat hal itu, Unen segera berlari ke perumahan warga. Puluhan warga yang mendengar cerita Unen, bergegas mendatangi lokasi. Sebagian warga lain melaporkan peristiwa itu kepada petugas di Mapolsek Gantar.

Polisi dengan dibantu warga kemudian mengevakuasi korban dan memberitahukan pihak keluarga korban. Atas kesepakatan keluarga, akhirnya korban dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan dan dikuburkan di TPU desa setempat.

''Menurut keterangan saksi, korban ini tewas tersambar petir karena sebelumnya di wilayah itu mendung tebal disertai petir,'' kata Gatot. 

Korban merupakan seorang petani yang saat itu hendak pergi ke sawah seorang diri. Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka mengimbau masyarakat untuk mewaspadai hujan lebat dan sambaran petir pada musim pancaroba saat ini. Bahkan, kondisi itu akan lebih meningkat saat memasuki musim hujan.

Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn menjelaskan, di musim pancaroba seperti saat ini, suhu udara akan cepat berubah. Pertumbuhan awan-awan hujan (cumulonimbus) pun mulai banyak. ''Kondisi itu bisa berpotensi menyebabkan petir dan hujan lebat,'' ujar pria yang akrab disapa Faiz itu.

Faiz menambahkan, frekuensi terjadinya petir tersebut akan semakin meningkat saat masuk musim hujan dan puncak musim hujan. Pasalnya, akan terdapat banyak potensi tumbuhnya awan cumulonimbus.

Untuk menghindari sambaran petir, Faiz pun mengimbau agar masyarakat menjauhi ruang terbuka, seperti sawah dan lapangan, saat menjelang hujan. Jika hujan sudah turun, maka harus segera berteduh ke dalam rumah.

Sebelumnya, empat orang tewas dan tiga lainnya terluka akibat tersambar petir di Bumi Perkemahan Blok Ipukan, Dusun Palutungan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Sabtu (7/11) sekitar pukul 12.30 WIB. Saat itu, para korban sedang mengikuti kegiatan perkemahan di lokasi tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement