REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik dari LIPI, Syamsudin Haris menyayangkan perselisihan yang terjadi di internal Partai Demokrat, antara Ketua Umum Anas Urbaningrum dengan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
‘’Sayangnya dampak adanya perpecahan partai itu tidak dihitung. Pertarungan SBY-Anas akan terus berlanjut. SBY akan terus berupaya keras untuk mendongkel Anas. Sehingga Democrat akan jadi partai kecil atau menengah dalam pemilu akan datang,’’ katanya ketika dihubungi, Selasa (19/6).
Ia pun menyayangkan sikap SBY yang tidak pernah berbicara langsung. Melainkan, menggunakan bahasa berbunga dan berliku. Harusnya, kata dia, SBY berbicara tegas. Yaitu, mengajak bicara Anas dan meminta dia untuk mundur. Karena ini demi kebaikan partai.
Memang, lanjut dia, tidak ada mekanisme bagi SBY untuk melakukan itu. Apalagi Anas merupakan ketua umum hasil kongres. ‘’Tapi karena situasinya kayak gini, artinya persoalan ini berdampak negatif terhadap masa depan partai seperti hasil survei, apa boleh buat,’’ seloroh dia.
Malah, Syamsudin memperkirakan jika pertarungan dua elit partai itu terus berlanjut, maka Anas akhirya akan jatuh juga. Ini lantaran dipaksa oleh situasi yang ada untuk mundur.
Menurut Syamsudin, pertimbangannya karena Anas bukan siapa-siapa tanpa SBY. Karena Demokrat sampai saat ini masih dikenal sebagai partai SBY. Apalagi, SBY memiliki posisi istimewa di Demokrat. Yaitu, sebagai ketua dewan pembina, ketua majelis tinggi, dan sebagainya.
Kekuatan Anas di DPC pun dianggapnya tidak cukup untuk membendung keinginan SBY. Kunci masuknya, akan melalui kasus korupsi Hambalang yang saat ini menyeret nama mantan ketua PB HMI tersebut.
‘’Sebetulnya saya menangkap, Anas itu ingin membangun partai secara sehat. Artinya ke depan Democrat tidak tergantung pada satu orang. Tapi karena situasi saat ini belum memungkinkan, dan SBY tampaknya agak tersinggung,’’ ungkap Syamsudin.
Apalagi Anas menolak untuk diminta mundur. Padahal, permintaan itu sudah disampaikan SBY secara tidak langsung oleh dewan pengawas. ‘’Itu sebetulnya permintaan SBY untuk minta Anas mundur, tapi melalui dewan pengawas. Anas tidak mau, karena merasa ketua umum hasil kongres juga secara hukum masih bersih.’’