REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar, Jawa Tengah tetap akan membeli mobil Esemka hasil rakitan pelajar yang kini sedang menjalani uji emisi di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Serpong Tangerang.
"Kami akan membeli mobil Esemka itu untuk mobil dinas nanti setelah lolos uji emisi dan diproduksi secara masal. Kami juga merasa bangga bahwa anak-anak pelajar kita bisa membuat mobil sendiri dan ini harus didukung untuk kejayaan bangsa ini," kata Bupati Karanganyar Rina Iriani SR di Karanganyar, Senin (18/6).
Ia mengatakan, untuk membeli mobil Esemka itu tidak bisa dilakukan dengan anggaran tahun ini, tetapi akan dianggarkan tahun depan. "Anggaran tahun ini untuk membeli mobil sudah dibelanjakan, maka kami menganggar tahun depan dan bersamaan sudah lolos uji emisi dan di produksi masal," katanya.
Sementara itu ditempat terpisah Wakil Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo (Rudy) mengaku, siap mempensiunkan mobil dinasnya dan diganti dengan mobil Esemka Rajawali maksimal pada 17 Agustus 2012.
"Kami berharap, pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tersebut mobil karya anak-anak SMK tersebut sudah dideklarasikan sebagai mobil karya anak bangsa. Pokoknya tanggal 17 Agustus 2012 sudah deklarasi. Pak Wali (Wali Kota Surakarta Joko Widodo) termasuk Pak Sekda (Sekretaris Daerah Budi Suharto) juga pakai Esemka," bebenya.
Melihat grafik hasil pra uji emisi yang dijalani mobil Esemka beberapa waktu lalu, pihaknya optimistis mobil esemka rajawali lulus uji emisi. "Kemarin sekilas dicek kadar CO-nya sudah satu koma sekian, sudah di ambang batas, tinggal HC-NOX-nya yang belum kita ketahui," katanya.
Namun, saat pra uji emisi kemarin mobil esemka rajawali masih menggunakan 'body hand made' seberat 2,4 ton, sehingga tetap mempengaruhi tingginya emisi gas buang.
Ia mengakui pihaknya masih mendapat beberapa catatan di antaranya yakni bobot mobil yang masih terlalu berat. Karena itulah, pihak PT Solo Manufaktur Kreasi (PT SMK) telah menyiapkan body mobil "full press" yang jauh lebih ringan untuk dipasang saat mobil Esemka menjalani uji emisi.
"Kalau dengan 'body full press' ini beratnya hanya 1,2 ton, sehingga emisi gas buang yang dihasilkan juga bisa lebih ditekan," katanya.
Selain itu, hasil pendampingan terhadap produksi mobil Esemka dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga merekomendasikan pengurangan bobot mobil berjenis 'Sport Utility Vehicle' (SUV) tersebut.
Karena itulah, sambil mempersiapkan mesin esemka, pihaknya juga telah menyiapkan 'rework body' untuk memperingan bobot mobil.
"Kita memang dapat catatan mengenai berat mobil. Body mobil yang kita pakai sekarang kan hand made, kalau kita pakai full press body saya yakin pasti lulus," katanya.
Direktur Pelayanan dan Pengembangan Solo Techno Park (STP), Gampang Sarwono menjelaskan, pihaknya saat ini telah menyelesaikan 'body baru' untuk mobil Esemka tersebut.
Pengerjaan 'body' untuk mobil fenomenal itu dikerjakan di Tangerang. "Sehingga nanti kalau memang dibutuhkan untuk uji emisi dengan body yang baru tinggal kita pasang," terangnya.