Ahad 17 Jun 2012 18:28 WIB

Kinerja SBY Sebabkan Elektabilitas Demokrat Menurun

Rep: M Akbar Wijaya/ Red: Dewi Mardiani
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Rumgapres/H Abror Rizki
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta - Kekuasaan Demokrat terancam di Pemilu 2014. Hal ini disebabkan buruknya kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Jika Pemilu legislatif diadakan Juni ini, dukungan publik terhadap Partai Demokrat tinggal 11.3 persen," kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfarabi, Ahad (17/6) di kantor LSI Rawamangun, Jakarta Timur.

Adjie mengatakan, masyarakat menengah ke bawah menilai SBY gagal memenuhi janji politiknya. Sukses ekonomi yang diklaim pemerintah ternyata tidak mampu merubah kesejahteraan rakyat miskin dan menengah. "Ada kekecewaan terhadap kondisi ekonomi mikro yang tak kunjung membaik," kata Adji

Di kelas masyarakat menengah ke atas, kekecewaan terhadap SBY mencuat karena dianggap gagal memberantas kasus korupsi. SBY juga dinilai lamban menyelesaikan kasus pelanggaran HAM. "Mayoritas masyarakat tak nyaman dengan presiden yang seolah tidak melindungi kebebasan warga negaranya," ujarnya.

Selain lemahnya kepemimpinan SBY, merosotnya popularitas Partai Demokrat juga dipicu kasus korupsi yang mendera sejumlah elit partai. Seperti dalam kasus Wisma Atlet dan Hambalang yang menjerat nama mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M. Nazaruddin dan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Angelina Sondakh. "Berita korupsi Hambalang dan Wisma Atlet membuat Partai Demokrat "mati angin" dan tersandera," kata Adjie.

Faktor ketiga yang menyebabkan popularitas Partai Demokrat menurun adalah karena konflik internal partai. Di saat partai kompetitor sudah membuat program-program yang menarik simpati publik dan menetapkan calon presidennya, Partai Demokrat masih sibuk dengan pertengkaran internal. "Partai Demokrat ketinggalan kereta," ujar Adjie.

Dari hasil survei LSI pada 2-11 Juni 2012, elektabilitas Partai Demokrat dalam Pemilu legislatif berada di tingkat ketiga di bawah PDI Perjuangan yang memperoleh suara 14,0 persen dan Partai Golkar dengan perolehan suara 20,9 persen. Sisanya dimiliki partai lain. Menurut Adjie, sejak Januari 2011 hingga Juni 2012 tingkat elektabilitas terus merosot. "Pada Januari 2011 elektabilitas Demokrat 20,5 persen, Juni 2011 15,5 persen, Oktober 2011 16,5 persen, Januari 2012 13,7 persen, dan Juni 2012 11,3 persen," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement