REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG –- Kasus novel porno yang tersebar di beberapa perpustakaan Sekolah Dasar di Kota Bandung, kini telah masuk kajian Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat. Dengan membentuk tim khusus dalam mempelajari isi novel tersebut, MUI Jawa Barat menjanjikan akan segera merekomendasikan kepada pihak berwenang dalam waktu 3x24 jam.
Seperti diberitakan sebelumnya, Setelah novel Tambelo dan Tidak Hilang Sebuah Nama menuai kecaman dari sejumlah guru dan pemerhati pendidikan, kembali ditemukan novel Ada Duka di Wibeng, Syahid Samurai, Festival Syahadah, dan Sabuk Kiai yang juga merupakan sederet novel yang tak layak dikonsumsi oleh pelajar sekolah dasar. Sejumlah novel tersebut ditemukan di dua Sekolah Dasar di SD Cempaka Arum dan SD Sondariah, Gede Bage, Bandung, Senin (11/6).
“Kita belum bisa memberikan kesimpulan, akan kami pelajari isi dari novel tersebut,” ujar Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, Rafani Achyar, di Bandung, Selasa (12/6).
Menurut Rafani, jika memang memungkinkan, pihak MUI Jawa Barat akan segera berkoordinasi dengan aparat hukum, dalam hal ini pihak kepolisian, untuk meminta bantuan penarikan sejumlah judul novel tersebut.
Dalam dugaan sementara, kata dia, ada tiga dimensi kekeliruan yang terdapat dalam beberapa novel kiriman pemerintah provinsi Jawa Barat tersebut. Di antaranya, yaitu dimensi pornografi, pelecehan terhadap agama, serta nuansa komunisme karena di dalamnya mempertanyakan tentang eksistensi Tuhan. Meski demikian, pihaknya enggan berkomentar lebih jauh perihal tudingan tersebut. “Kita terlebih dahulu mempelajari,” tambahnya.