Senin 04 Jun 2012 10:40 WIB

"Adu Jotos" Warnai Penertiban PKL di Pamekasan

Penertiban PKL
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Penertiban PKL

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di Jalan Pangeran Diponegoro, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin, memprotes penertiban yang dilakukan Satpol PP setempat.

Aksi protes sejumlah pedagang ini terjadi saat petugas Satpol PP berupaya memindahkan lapak dagangan mereka yang rusak akibat dipindahkan paksa oleh petugas Satpol PP.

Seorang pedagang bernama Fadal langsung mendobrak barisan petugas Satpol PP hingga akhirnya terjadi saling pukul antara petugas dengan para PKL. Seorang anggota Satpol PP, Sudarisman, terkena pukulan di bagian wajah, demikian juga dengan beberapa orang PKL.

Penertiban PKL yang dipimpin langsung oleh Kepala Satpol PP Willy Agusta ini dilakukan karena para PKL kembali berjualan di Jalan Diponegoro yang merupakan jalur protokol di dalam kota. Sebelumnya, para PKL ini telah dipindahkan ke Jalan Cokroatmojo di Kelurahan Parteker, Kecamatan Pamekasan.

"Kami kembali pindah kesini, karena sesuai dengan kesepakatan bersama Dinas Koperasi dan UKM, pemindahan hanya bersifat sementara," kata Wakil Ketua Paguyuban PKL Pamekasan Soleh.

Berdasarkan kesepakatan itu, tambah dia, sebulan sebelum memasuki bulan Ramadhan, PKL bisa pindah lagi berjualan di Jalan Diponegoro. "Tapi nyatanya ketika kami pindah, malah diobrak-abrik seperti ini," kata Soleh dengan nada emosi.

Aksi mengamuk para PKL dengan petugas Satpol PP ini berlangsung sekitar 15 menit. Emosi PKL mulai reda setelah sebagian petugas berupaya menenangkan dan membujuk beberapa PKL dialog.

Kepala Satpol PP Pamekasan Willy Agusta mengaku, pihaknya hanya menjalankan tugas, karena menurut dia, sesuai dengan ketentuan, Jalan Diponegoro bukan area PKL. "Ketentuannya memang seperti itu. Makanya siapapun yang berjualan di Jalan Diponegoro disini harus dipindah," kata Willy Agusta menjelaskan.

Sementara, para PKL mengaku, mereka terpaksa pindah kembali ke Jalan Diponegoro dari Jalan Cokroatmojo, karena di wilayah itu sepi pembeli.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement