Sabtu 02 Jun 2012 21:26 WIB

Pengamat: Golput Berpeluang Meningkat di Putaran Kedua

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Heri Ruslan
Pejalan kaki melintas di baliho sosialisasi Pilgub DKI yang dipasang di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/5).
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Pejalan kaki melintas di baliho sosialisasi Pilgub DKI yang dipasang di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jumlah pemilih yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta tahun ini mencapai 6.982.179 jiwa.

Angka partisipasi politik masyarakat di Ibu Kota pun diperkirakan meningkat pada Pilkada DKI 2012 ini. Namun, KPUD DKI tetap harus bekerja keras agar tingkat partisipasi tersebut tidak turun pada pilkada putaran kedua.

“Pada putaran pertama partisipasi politik bisa mencapai kisaran 70-80 persen,” tutur pengamat  politik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, Sabtu (2/6).

Dia berpendapat, meningkatnya angka tersebut pada pilkada kali ini dikarenakan pilihan calon gubernur lebih banyak dari Pilkada DKI 2007. Pada pilkada yang lalu itu, jumlah calon gubernur dan wakil gubernur yang ikut berlaga hanya dua pasang, dengan angka partisipasi politik pada kisaran 60 persen.

“Namun, yang perlu dikhawatirkan adalah meningkatnya jumlah golput pada pemilu putaran kedua nantinya.” kata Andrinof lagi. Menurut dia, jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya pada putaran lanjutan ini berkemungkinan besar naik hingga 10 persen. Angka itu disumbang oleh para pendukung calon gubernur yang gugur pada putaran pertama.

Karenanya, lanjut dia, KPUD harus mengantisiapsi hal itu dari awal. Caranya adalah dengan melakukan penyadaran secara terus menerus kepada masyarakat Ibu Kota.

“Bahwa pemilu itu bukan hanya masalah calon yang tampil itu disukai atau tidak. Tapi untuk kepentingan bersama,” pungkas Andrinof.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement