REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Kuppin Simbolon, menyatakan kematian seekor gajah Sumatera di kawasan konservasi di Provinsi Riau itu masih belum bisa dipastikan dan menunggu hasil autopsi.
"Penyebab kematian belum bisa dipastikan, saya harap jangan dulu berandai-andai mengenai hal ini," kata Kuppin, Jumat. Seekor gajah Sumatara (elephas maximus sumatranus) ditemukan mati di dalam kawasan Taman Nasional Tesso Nilo pada Kamis (31/5) lalu.
Menurut Kuppin, tim dokter hewan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau telah melakukan autopsi. Sampel isi tubuh satwa bongsor itu akan dikirimkan ke laboratorium veterinet di Bukittinggi, Sumatera Barat dan Bogor.
Menurut Kuppin, sepasang gading yang tersisa dari gajah malang itu kini sudah diamankan di kantor Balai Taman Nasional Tesso Nilo di Kabupaten Pelalawan. "Panjang gading diperkirakan sekitar 50 centimeter," ujarnya.
Ia mengatakan gajah yang mati diperkirakan berusia sekitar 40 tahun. Menurut informasi, lanjut Kuppin, gajah itu diperkirakan sudah terpisah dari rombongannya sejak tiga bulan lalu.
"Gajah itu dikabarkan sebelumnya bergerak soliter di sekitar kebun sawit," ujarnya.
Ia menambahkan, pihak balai taman nasional meminta dukungan dari semua pihak untuk membantu penyelidikan kasus kematian gajah itu.
"Kami tidak bisa melakukannya sendiri karena di dalam taman nasional sudah banyak kebun sawit milik warga," katanya.
Lokasi penemuan gajah yang mati tepatnya berada di daerah Sei Tapak, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kabupaten Pelalawan, Riau. Di daerah itu terdapat perkebunan kelapa sawit milik warga.
Dengan penemuan bangkai gajah tersebut, selama 2012 telah ada empat gajah Sumatera yang ditemukan mati di Provinsi Riau. Sebelumnya, sudah ada tiga gajah yang mati dan kuat dugaan merupakan kelompok gajah liar di landskap Tesso Nilo
Tiga gajah yang ditemukan mati sebelumnya berada di Desa Pangkalan Gondai, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan. Lokasinya di tepi sungai di kawasan hutan yang tak jauh dari Taman Nasional Tesso Nilo.
Daerah penemuan bangkai merupakan lintasan gajah liar, yang kondisinya kini mulai rusak akibat konversi lahan menjadi kebun kelapa sawit. Hanya saja, kondisi gajah sudah berbentuk bangkai dan terdapat luka bacokan di kepalanya.