REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon sedang menyiapkan peta blok daerah rawan bencana guna mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya bencana, terutama korban jiwa lebih besar.
"Saya sudah perintahkan dinas PU dan dinas teknis lainnya untuk segera membuat peta blok daerah rawan bencana dan akan ditindaklanjuti dengan penanganan lanjutan," kata Wakil Wali kota Ambon Sam latuconsina di Ambon, Kamis.
Dia menyatakan keprihatinannya dengan bencana tanah longsor yang terjadi di beberapa lokasi di Kota Ambon, diantaranya di kawasan Batu Gantung, Kecamatan Nusaniwe dan Gang Singa, Kecamatan Sirimau, 27 Mei lalu yang mengakibatkan delapan orang meninggal serta enam orang luka berat dan ringan setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur sejak Sabtu (26/5) hingga minggu (27/5) lalu.
Latuconsina membenarkan banyak warga yang kurang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, dengan membangun rumah di kawasan lereng perbukitan. Padahal daerah itu merupakan lokasi rawan bencana dan menjadi jalur hijau karena berfungsi sebagai daerah resapan air tanah.
Instansi teknis pemkot Ambon telah diminta untuk melakukan identifikasi di daerah lereng perbukitan dan daerah rawan dan akan ditindaklanjuti dengan larangan membangun.
"Jika peta blok daerah rawan telah teridentifikasi maka akan ditindaklanjuti dengan pemasangan papan larangan membangun. Siapa pun yang mencoba membangun di lokasi yang telah dilarang, akan ditindak tegas sesuai aturan yang berlaku," katanya.
Dia meminta instansi teknis serta pihak terkait, terutama lurah, Kades serta RT dan RW untuk melakukan upaya maksimal guna melokalisir daerah rawan bencana baik tanah longsor maupun banjir.
"Mereka adalah aparat terdepan Pemkot Ambon yang setiap saat terlibat bersama masyarakat, termasuk saat terjadi bencana alam," katanya seraya menambahkan, evaluasi untuk menentukan langkah dan program penanganan bencana sedang dilakukan.
Ia berharap berbagai upaya dan program yang akan dilakukan dapat berdampak mengurangi kemungkinan jatuhnya korban jiwa saat bencana alam terjadi, terutama di musim penghujan.