Rabu 30 May 2012 14:21 WIB

Menpora Ungkap Asal Muasal Proyek Hambalang

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Djibril Muhammad
Menpora Andi Mallarangeng
Menpora Andi Mallarangeng

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Mallarangeng akhirnya angkat bicara untuk mengklarifikasi karut marut pemberitaan pembangunan proyek Hambalang di Bogor, Jawa Barat. Menggelar jumpa pers di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakarta, Rabu (30/5), Andi menceritakan dengan singkat asal muasal proyek Hambalang.

Andi menceritakan atas dasar keinginan untuk meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia terus dilakukan berbagai sarana dan prasarana pun dibangun untuk membina atlet-atlet elite maupun komunitas sekolah olahraga di tingkat nasional. Lahirlah Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang yang dicetuskan Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional (Dirjen Kemendiknas) pada 2004.

"Untuk memenuhi tuntutan kita berkompetisi di ASEAN dan dunia termasuk sarana pelathan yang bisa mendorong dan membina atlet. Makanya diwujudkan proyek Hambalang," kata Andi.

Dibandingkan Thailand, lanjutnya, Indonesia tertinggal dalam urusan sekolah olahraga atau pemusatan latihan atlet. Di Negeri Gajah Putih tersebut terdapat 26 sekolah olahraga, sedangkan di Indonesia hanya ada satu di Ragunan. Itu pun kini milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, seharusnya ada di setiap provinsi seperti pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP).

Proyek Hambalang yang tadinya bernama Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional ini pun namanya berubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional di tahun 2007 setelah ditangani Kemenpora. Pada awalnya proyek Hambalang yang diawali pembangunan fisik berupa masjid, asrama, infrastruktur, turap lapangan sepak bola dan pagar dimulai pada 2006. 

Lanjutan pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) mulai dilaksanakan tahun 2010. Adanya perubahan masterplan yang telah disempurnakan ini pun membuat anggaran proyek Hambalang membengkak dari Rp 125 miliar menjadi Rp 1,175 triliun.

Lantaran pembangunan pusat olahraga Hambalang adalah proyek besar, Andi mengungkapkan harus diiringi dengan berbagai tanggung jawab. Untuk itu, Kemenpora bekerja sama dengan Badan Pemeirksa Keuangan (BPK) terkait audit investigasi Pusat Olahraga Hambalang.

Kemenpora juga memercayakan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait adanya dugaan penyimpangan-penyimpangan di balik proyek Hambalang.

"Kalau ada penyimpangan, tentunya siapapun orangnya harus bertanggung jawab. Kemenpora siap bantu dan kerjasama sepenuhnya agar audit BPK dan KPK jelas tuntas," kata Andi.

Sekretaris Kemenpora, Yuli Mumpuni, menambahkan terkait membesarnya proyek Hambalang ini karena adanya perubahan fungsi. Yang tadinya hanya untuk sekolah olahraga menjadi sarana untuk pembinaan dan latihan atlet Indonesia ke depan.

"Dana proyek Hambalang mengembung karena untuk training center atlet senior dan elit, tidak hanya atlet junior. Maka itu adanya penambahan berbagai venueb yang nantinya juga bisa digunakan untuk pelatnas," papar Yuli.

Adapun tambahan venue yang akan berdiri di kompleks Hambalang antara lain GOR Serbaguna, tennis indoor, basket indoor, kolam renang, hall angkat besi dan angkat beban, hall senam dan gulat, lapangan latihan atletik hingga taman parkir.

Proyek Hambalang yang ditangani Kemenpora ini dikerjakan oleh kerja sama operasional (KSO) PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk. Sedangkan konsultan perencanaan proyek Hambalang dilakukan oleh PT Yodya Karya (Persero).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement