REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Lokasi flight data recorder (FDR) diduga tak jauh dari tempat ditemukannya cockpit voice recorder (CVR).
"Dalam konstruksi pesawat keduanya terletak bersisihan di bagian ekor pesawat," kata Ketua Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Daryatmo, Rabu (16/5).
Bagian ekor pesawat ditemukan dalam kondisi hancur lebur dan hanya menyisakan serpihan-serpihan di dasar jurang. Daryatmo menuturkan, FDR diduga kuat terpelanting dari posisi awalnya. "Terlepas dari bagian ekor," ujarnya.
Untuk melakukan pencarian FDR, tim SAR gabungan akan mengirimkan personel untuk melakukan pendakian kembali ke lokasi serpihan pesawat. Upaya evakuasi akan terus dilanjutkan hingga FDR ditemukan.
"Kami lanjutkan sambil terus mengevakuasi jenasah korban yang masih tersisa," tutur Daryatmo. Evakuasi korban sendiri disebutnya telah mencapai 80 persen.
Sebelumnya, Kepala Basarnas, Daryatmo, menyatakan saat ini tinggal "Flight Data Recorder" (FDR) atau alat perekam data penerbangan yang belum ditemukan di areal lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, setelah Cockpit Voice Recorder (CVR) atau perekam suara kokpit ditemukan oleh Kopassus TNI-AD .
"Perlu disampaikan FDR belum ditemukan," kata Daryatmo dalam acara serah terima CVR ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) di Lapangan Pasir Pogor, Cijeruk, Jawa Barat, Rabu (16/5).
Karena itu, pihaknya meminta tim SAR Gabungan untuk melanjutkan proses pencarian disamping tetap melakukan operasi evakuasi korban pesawat yang berpenumpang 45 orang itu.