REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution, akui jika massa yang hadir dalam perayaan acara-acara besar di Ambon Maluku masih mudah untuk terprovokasi. Saud menjelaskan bentrokan yang terjadi di Ambon, Maluku, pada saat pawai obor berlangsung. Setiap tanggal 15 Mei, masyarakat Ambon memperingati hari ulang tahun Pattimura yang dilaksanakan dengan membawa obor.
Awal bentrokan tersebut terjadi karena peserta pawai dilempari oleh masyarakat atau warga sekitar lokasi pawai. Peserta pawai pun geram dan melempar balik. "Pada saat rombongan pawai melewati pertigaan jalan Rijali Tulukabesi terjadi pelemparan dari masyarakat terhadap peserta pawai. Kemudian peserta pawai terpancing melempar balik, kemudian terjadi lempar melempar antar masyarakat dg peserta pawai," ujar Saud saat dijumpai di Auditorium STIK Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Selasa (15/5).
Aksi lempar-lemparan pun tak terelakan, sehingga mengakibatkan 10 unit motor, dan dua rumah sederhana terbakar, serta korban luka sebanyak 44 orang. Saud menuturkan, sejak pukul 08.00 WIT situasi Ambon sudah bisa dikendalikan.
Saud pun menghimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dan kepada petugas yang ada di lapangan agar menegakkan prosedur hukum terhadap pelaku. "Masyarakat jangan terprovokasi, karena event-event di Maluku masih rawan di provokasi," tutur Saud.
Menurut Saud hingga saat ini belum ada pelaku bentrokan yang ditahan. Para petugas keamanan pun masih terus berjaga dilokasi kejadian, untuk menjaga agar tidak terjadi bentrok kembali.